Banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Foto: Istimewa
Fajri Fatmawati • 1 December 2025 20:02
Bener Meriah: Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, Aceh, menyatakan kondisi darurat masih. Sebanyak 46.611 jiwa warga masih terisolasi dan menghadapi keterbatasan logistik akut yang tersebar di enam kecamatan. Selain itu, tercatat 38.294 jiwa lainnya mengungsi dan memerlukan suplai bahan bakar untuk genset serta kebutuhan spesifik seperti susu formula.
“Saat ini masih ada 46.611 jiwa yang terisolir dan mengalami keterbatasan logistik, tersebar di 6 kecamatan yaitu Mesidah, Pintu Rime Gayo, Timang Gajah, Gajah Putih, Permata, dan Syiah Utama,” kataKepala Pusat Data dan Informasi Posko Penanganan Bencana Kabupaten Bener Meriah, Ilham Abdi, Senin, 1 Desember 2025.
Sementara untuk pengungsi yang berjumlah 38.294 jiwa, bantuan makanan sudah disuplai. Namun, krisis listrik yang berkepanjangan menciptakan kebutuhan baru. “Kita membutuhkan genset serta bahan bakar, juga selimut dan susu formula,” tambah Ilham.
Penyaluran bantuan ke daerah terisolasi dilakukan dengan upaya ekstra, termasuk membawa logistik dengan berjalan kaki. “Untuk kawasan terisolir, kita terus berupaya menerobos masuk membawa bantuan semaksimal mungkin, bahkan sebagian bantuan di bawa dengan jalan kaki,” ujarnya.
Kebutuhan mendesak lainnya adalah pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM). Solar/dexlite dan pertalite/pertamax sangat dibutuhkan untuk operasional ambulans, kendaraan logistik, genset rumah sakit, serta alat berat yang membuka akses jalan.
.jpg)
Banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Foto: Istimewa
“Kita berharap BBM bisa masuk tanpa menunggu akses jalan Bener Meriah-Bireun dan Bener Meriah-Aceh Utara terhubung kembali,” jelas Ilham.
Situasi ini menunjukkan, pemulihan pascabencana di Bener Meriah masih memerlukan bantuan besar-besaran, khususnya untuk membuka akses transportasi dan memastikan pasokan energi untuk layanan kritis.