Aceh Tetapkan Status Darurat Banjir di 10 Kabupaten/Kota

Banjir melanda Aceh. Dokumentasi/ Istimewa

Aceh Tetapkan Status Darurat Banjir di 10 Kabupaten/Kota

Fajri Fatmawati • 27 November 2025 09:32

Aceh: Sepuluh kabupaten/kota di Aceh kini ditetapkan sebagai daerah berstatus darurat bencana hidrometeorologi atau bencana banjir. Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Fadmi Ridwan mengatakan penetapan status dikeluarkan oleh masing-masing kepala daerah berdasarkan kondisi terkini.

"Kabupaten yang telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi yaitu Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat, Lhokseumawe dan Aceh Tamiang," kata Fadmi, Kamis, 27 November 2025.

Sementara menindaklanjuti surat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 300.2.8/9333/SJ tanggal 18 November 2025, Bupati dan Wali Kota seluruh Aceh telah diinstruksikan untuk siap siaga potensi bencana hidrometeorologi. 

"Tindakan yang harus dilakukan pemerintah yaitu mengaktifkan posko siaga darurat BPBD, lakukan evakuasi masyarakat, siapkan logistik darurat, aktifkan layanan kesehatan darurat, pantau data cuaca dan debit air sungai, koordinasi dengan lembaga terkait, lakukan kaji cepat di daerah yang terdampak dan tetapkan status tanggap darurat," jelas Fadmi.
 


Ia menyampaikan tindakan yang harus dilakukan masyarakat yaitu, segera evakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi dan matikan listrik, gas dan kompor sebelum evakuasi. Pemerintah daerah juga diminta untuk segera melakukan pertolongan cepat, pendataan jumlah korban, dan kerugian serta pemenuhan kebutuhan dasar korban terdampak bencana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku.


Banjir melanda Aceh. Dokumentasi/ Istimewa

BPBA terus melakukan koordinasi dengan BPBD di berbagai wilayah serta memastikan langkah-langkah penanganan darurat berjalan optimal. BPBA mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir, tanah bergerak, dan longsor, terutama pada wilayah dengan curah hujan tinggi.

"Mitigasi sederhana seperti membersihkan saluran air, menjauhi lereng saat hujan, serta memantau informasi dari BMKG dan BPBD setempat menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko bencana," jelas Fadmi.

Anggota DPRA Dapil 5, Muhammad Raji Firdana, juga meminta kepada Pemerintah Aceh dan pusat untuk segera menetapkan Darurat Bencana Banjir Nasional. Hal itu disampaikan imbas sembilan kabupaten/kota di tanah rencong tersebut dilanda banjir parah, dengan 14.235 KK/46.893 jiwa menjadi korban terdampak.

"Melihat perkembangan kondisi banjir dan tanah longsor beberapa hari terakhir di Kabupaten Aceh Utara, Lhokseumawe dan sebagian daerah lainnya di Aceh bahkan nasional, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Kami meminta kepada Pemerintah aceh dan pusat untuk segera menetapkan Darurat Bencana Banjir Nasional," kata Raji. 

Anggota Fraksi Partai NasDem itu mengungkapkan hal tersebut mengingat prediksi BMKG yang menyebutkan curah hujan lebat akan terjadi dalam seminggu ke depan. Wilayah yang diperkirakan terdampak antara lain Aceh dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.

"Pemerintah harus bertindak cepat. Harus ada sikap tegas dari pemerintah Aceh dan Pusat yang lebih fokus dalam menangani ini, ini sepertinya akan terulang seperti banjir besar tahun 2000 lalu," ungkap Raji.

Namun pihaknya meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan waspada. Raji mengingatkan agar segera evakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi jika banjir semakin parah dan matikan listrik, gas dan kompor sebelum evakuasi.

"Kami meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang, ikhtiar dan sabar sambil menunggu langkah-langkah dari pemerintah," pungkas Raji.


Anggota DPRA Dapil 5, Muhammad Raji Firdana. Dokumentasi/ Istimewa

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan bahwa 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh dilanda banjir. Selama periode 18 hingga 26 November 2025, korban terdampak sebanyak 14.235 KK/46.893 jiwa dan 455 KK/1.497 jiwa mengungsi.

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Fadmi Ridwan, mengatakan bencana tersebut dipicu oleh curah hujan tinggi, angin kencang, dan kondisi geologi labil yang berdampak pada banjir, tanah bergerak, serta tanah longsor.

"Sejumlah daerah di Provinsi Aceh dilanda banjir, diantaranya Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Utara, Aceh Selatan dan Aceh Tamiang," ujar Fadmi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febiari)