Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi. Foto: EFE
Muhammad Reyhansyah • 9 December 2025 15:00
Beijing: Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menuding Jepang melakukan ancaman militer terhadap Tiongkok, menyatakan bahwa tindakan tersebut “sepenuhnya tidak dapat diterima.” Pernyataan itu disampaikan setelah Tokyo menyebut jet tempur Tiongkok telah membidikkan radar ke pesawat militer Jepang, yang dinilai sebagai tindakan berbahaya.
Jepang mengecam insiden itu, sementara Tiongkok balik menuduh bahwa pesawat Jepang berulang kali mendekati dan mengganggu operasi angkatan laut Tiongkok ketika sedang melakukan latihan penerbangan berbasis kapal induk di sebelah timur Selat Miyako.
Hubungan kedua negara merosot dalam beberapa pekan terakhir setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi memperingatkan kemungkinan tindakan militer jika langkah Tiongkok terhadap Taiwan dianggap mengancam keamanan Jepang.
Berbicara dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul di Beijing, Wang menyinggung momen peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, menegaskan bahwa Jepang “sebagai negara yang kalah perang” seharusnya bertindak lebih berhati-hati.
“Namun sekarang, pemimpin Jepang saat ini mencoba memanfaatkan isu Taiwan, wilayah yang pernah dijajah Jepang selama setengah abad dan melakukan banyak kejahatan terhadap rakyat Tiongkok untuk memprovokasi masalah dan mengancam Tiongkok secara militer. Ini sepenuhnya tidak dapat diterima,” ujar Wang, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa, 9 Desember 2025.
Wang menambahkan bahwa status Taiwan sebagai wilayah Tiongkok telah “ditetapkan secara jelas dan tidak dapat diubah melalui serangkaian fakta sejarah dan hukum yang kuat.” Menurutnya, sebagai negara penerus Republik Tiongkok, Republik Rakyat Tiongkok secara alami memiliki kedaulatan atas Taiwan.
Taiwan, yang menolak klaim tersebut, mengatakan Tiongkok telah memutarbalikkan sejarah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Hsiao Kuang-wei menegaskan di Taipei bahwa pulau itu “sama sekali bukan” bagian dari Republik Rakyat Tiongkok dan tidak pernah berada di bawah pemerintahannya.
“Hanya pemerintah Taiwan yang dipilih secara demokratis yang dapat mewakili 23 juta rakyat Taiwan dalam komunitas internasional dan forum multilateral,” ujarnya.
Menanggapi pembenaran Tiongkok atas penggunaan radar terhadap jet militer Jepang, Sekretaris Kabinet Minoru Kihara kembali menegaskan posisi Tokyo.
“Penyinaran radar secara intermiten merupakan tindakan berbahaya yang melampaui batas aman dan diperlukan,” katanya dalam konferensi pers pada Selasa.
Kihara menolak mengonfirmasi laporan media bahwa Beijing tidak menanggapi panggilan darurat Jepang melalui hotline bilateral yang dibentuk pada 2018.