Suriah Ingin Perkuat Hubungan dengan Mesir dan Irak

Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa. Foto: Anadolu

Suriah Ingin Perkuat Hubungan dengan Mesir dan Irak

Muhammad Reyhansyah • 9 December 2025 20:15

Damaskus: Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa menyatakan bahwa pemerintahannya berupaya meningkatkan hubungan bilateral dengan Mesir dan Irak, dengan menyebut hubungan saat ini sebagai “dapat diterima” namun memerlukan peningkatan menuju tahap yang “lebih maju dan signifikan.”

Berbicara kepada delegasi warga Damaskus dalam peringatan Hari Pembebasan satu tahun setelah Bashar al-Assad digulingkan Sharaa memaparkan dasar kebijakan luar negeri baru Suriah yang menurutnya bertujuan menciptakan keseimbangan regional dan internasional yang luas.

“Suriah telah menciptakan jenis keseimbangan dalam hubungan internasional yang mustahil dicapai selama seratus tahun terakhir,” ujarnya. “Hari ini, seluruh dunia tidak memandang ke arah Damaskus dengan sia-sia.”

Ia menggambarkan hubungan Suriah dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok sebagai “baik.”

“Semua pihak puas, dan segala sesuatunya berjalan dengan baik,” katanya, seraya menambahkan bahwa hubungan dengan Prancis, Inggris, Jerman, dan Spanyol juga berlangsung konstruktif.

Pada tingkat regional, Sharaa menilai hubungan dengan Türkiye, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab berada pada posisi “ideal,” sementara hubungan dengan Mesir dan Irak dinilainya “dapat diterima,” sembari mengungkapkan harapan agar hubungan tersebut berkembang “ke tingkat yang lebih besar dan lebih tinggi.”

Presiden Suriah itu mengatakan bahwa keseimbangan diplomatik tersebut telah menjadikan Suriah sebagai “aktor berpengaruh” di kawasan dan dunia, serta bahwa Damaskus kini mewakili model stabilitas dan perdamaian berkelanjutan.

“Kami berharap Suriah dapat mewujudkan semangat ini dan kebangkitan ini,” ungkapnya, seperti dikutip Anadolu, Selasa, 9 Desember 2025.

Ia menegaskan bahwa momen bersejarah tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal. “Investasi terpenting adalah berinvestasi dalam titik balik bersejarah ini,” ujar Sharaa, memperingatkan agar kesempatan tidak terbuang sia-sia.

“Kami tidak siap membayar harga seperti ini setiap sepuluh tahun," ucap Sharaa.

Pada Senin dini hari, masjid di seluruh Suriah melantunkan “nyanyian kemenangan” untuk menandai satu tahun tumbangnya Assad, menyusul seruan dari Kementerian Wakaf. Sejumlah kota dan provinsi termasuk Damaskus dan sekitarnya, Daraa, Hama, Aleppo, Idlib, dan Latakia menggelar parade militer dengan partisipasi publik yang besar.

Dalam beberapa hari terakhir, warga di seluruh negeri memperingati pembebasan dari rezim Assad melalui perayaan kemenangan atas pertempuran “Penangkalan Agresi,” yang dimulai pada 27 November 2024 di Aleppo sebelum oposisi mencapai Damaskus 11 hari kemudian.

Bagi banyak warga Suriah, tumbangnya Assad pada 8 Desember 2024 dianggap sebagai berakhirnya era panjang represi brutal yang ditandai kejahatan luas terhadap warga sipil, terutama selama 14 tahun masa pemberontakan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)