Demi Isi Daya Ponsel, Penyintas Bencana di Tapanuli Tengah Jalan Kaki Turun Bukit Selama 4 Jam

Sejumlah pengungsi memanfaatkan truk generator listrik Kementerian Sosial untuk mengisi daya baterai ponsel di Sigotom, Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin (8/12/2025) (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Demi Isi Daya Ponsel, Penyintas Bencana di Tapanuli Tengah Jalan Kaki Turun Bukit Selama 4 Jam

Whisnu Mardiansyah • 8 December 2025 17:02

Tapanuli Tengah: Puluhan pengungsi korban banjir bandang dan tanah longsor di Kelurahan Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, terpaksa menempuh perjalanan berat menuruni bukit. Tujuan mereka adalah sebuah mobil truk generator listrik dari Kementerian Sosial yang disediakan untuk mengisi daya telepon genggam.

Generator tersebut diaktifkan setiap hari selama dua jam untuk menyuplai listrik bagi beberapa tenda pengungsian. Namun, bagi warga dari desa-desa terpencil di perbukitan, akses menuju titik listrik itu adalah sebuah perjuangan.

“Turun untuk cas HP, Pak, mau memberi kabar keluarga. Masih tidak ada listrik di atas,” kata Lauli, seorang ibu rumah tangga pengungsi asal Desa Sigiring-giring seperti dilansir Antara, Senin, 8 Desember 2025.

Lauli harus berjalan kaki lebih dari empat jam dari rumahnya di perbukitan untuk mencapai lokasi pengungsian di Hutanabolon. Desa Sigiring-giring masih terisolasi setelah jalan penghubung utama Hutanabolon-Tukka rusak parah diterjang bencana.
 


Perjalanan itu bukan hanya jauh, tetapi juga sangat berbahaya. Berdasarkan pantauan, warga harus melintasi bukit yang rawan longsor, melewati permukiman hancur yang dipenuhi balok kayu dan batu besar, serta menyeberangi aliran air berarus deras di Lingkungan IV, Hutanabolon. Banjir susulan juga masih mengancam. Pada Minggu, 7 Desember 2025 sore, banjir susulan sempat mencapai ketinggian paha orang dewasa di wilayah tersebut.

“Turun ambil bantuan kami itu ya seperti inilah. Kalau kemalaman dan hujan, kami tinggal di pengungsian ini. Gelap sekali dan susah sinyal,” tutur Lauli. Ia mengaku lebih memilih tinggal di rumahnya yang rusak separuh karena posko pengungsian yang ada sangat ramai.

Kementerian Sosial telah memfasilitasi sedikitnya empat lokasi pengungsian lengkap dengan dapur umum di Kelurahan Hutanabolon. Layanan ini tersebar di sepanjang wilayah Sigotom hingga Humala Tambunan, dengan rentang jarak 5-7 kilometer.


Sejumlah pengungsi memanfaatkan truk generator listrik untuk mengisi daya baterai ponsel di Sigotom, Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin (8/12/2025). ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo

Sebenarnya, ada satu posko terdekat yang berjarak sekitar satu kilometer dari Lingkungan IV. Namun, posko itu hanya dimanfaatkan sebagai tempat penyaluran bantuan logistik dan perlengkapan, bukan sebagai tempat tinggal atau titik listrik yang dapat diandalkan.

Kondisi ini menggambarkan betapa terputusnya komunikasi dan sulitnya akses listrik masih menjadi tantangan besar bagi korban bencana di daerah terpencil, memaksa mereka mengambil risiko besar hanya untuk sekadar menyambung kabar dengan keluarga di luar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Whisnu M)