Containder Dorong Ekonomi Sirkular di Bali Lewat Pengelolaan Sampah Berbasis AI

Diskusi publik bertema Penguatan Sistem Bank Sampah yang digelar di Buleleng. Istimewa

Containder Dorong Ekonomi Sirkular di Bali Lewat Pengelolaan Sampah Berbasis AI

Al Abrar • 9 May 2025 23:22

Buleleng: Provinsi Bali menghadapi persoalan terkait sampah dengan total timbunan mencapai 1,2 juta ton. Untuk mengatasi masalah ini, startup berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) bernama Containder mengajak masyarakat dan komunitas lokal memanfaatkan sampah sebagai sumber penghasilan.

Ajakan ini disampaikan dalam diskusi publik bertema Penguatan Sistem Bank Sampah yang digelar di Aula SD Negeri 3 Tamblang, Kabupaten Buleleng, pekan lalu. Kegiatan ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, pelaku bank sampah, komunitas lokal, hingga perangkat desa.

Diskusi berfokus pada tiga isu utama, yaitu pengelolaan bank sampah yang efektif, pemanfaatan teknologi dalam pengolahan limbah, serta peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan. Containder turut memperkenalkan pendekatan ekonomi sirkular yang sedang dijalankan di Bali, melalui sistem pengumpulan sampah plastik dari masyarakat dan pemrosesan menggunakan teknologi AI.

"Kami ingin memastikan bahwa setiap sampah plastik memiliki nilai ekonomi, bukan menjadi limbah yang mencemari," kata Made Muli, Field Manager sekaligus Eco Champion Containder Bali. "Lewat bank sampah dan teknologi, kami membangun sistem yang berdampak langsung ke masyarakat."

Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari berbagai pihak. Kepala Desa Tamblang, I Made Diarsa, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi permasalahan sampah. 

"Saya sangat mendukung keberadaan Containder. Permasalahan sampah ini tidak akan selesai tanpa kerja bersama," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bank Sampah Induk Kabupaten Buleleng, I Ketut Witama, mengapresiasi keterlibatan Containder dalam upaya penanganan limbah. Ia berharap kegiatan ini menjadi awal dari gerakan kolektif yang berkelanjutan.

“Diskusi ini adalah langkah awal menuju gerakan kolektif yang lebih besar. Kita butuh aksi, bukan hanya wacana,” ujarnya.

Komunitas Balawa (Bali Aga Pedawa) juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. "Program Containder ini sangat menarik. Kami berharap kerja sama dengan komunitas kami bisa terus berlanjut," kata perwakilan Balawa, I Made Arya Sarjaya.

Dalam diskusi, Pelaku bank sampah lokal Dinda menyampaikan harapan atas kehadiran inovasi yang relevan dan aplikatif. 

"Containder hadir di Bali dengan harapan dapat membantu permasalahan terkait pengelolaan sampah di sekitar kita,” ungkap Dinda yang juga merupakan Eco Champion Containder.

Containder saat ini telah membuka dua lokasi warehouse di Bali, yaitu di Jalan Wayan Gebyag, Tegal Jaya, Desa Dalung, Kuta Utara (Bali Selatan), dan di Munduke, Banjar Kaja Kangin, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan (Bali Utara). Masyarakat dapat menyetorkan sampah plastik ke lokasi tersebut dan mendapatkan insentif ekonomi.

Kartika, Engineering Environment Containder, mengatakan perusahaan akan terus meningkatkan peran teknologi untuk menghadirkan solusi berkelanjutan. “Inovasi akan terus kami dorong untuk mendukung aksi pelestarian lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah plastik,” ujarnya.

Sebagai langkah lanjutan, Containder tengah menyusun dokumen kerja sama resmi dengan Bank Sampah Induk Kabupaten Buleleng untuk membangun sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir yang terintegrasi dan berbasis partisipasi komunitas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Al Abrar)