Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung turun langsung meninjau uji coba fasilitas pelican crossing di Stasiun Cikini pada Senin, 15 September 2025 (Foto:Dok.Pemprov DKI Jakarta)
Patrick Pinaria • 23 September 2025 22:15
Jakarta: Setiap hari, ratusan pengguna KRL harus rela berjalan memutar atau bahkan nekat memanjat pagar demi bisa mencapai peron Stasiun Cikini. Pemandangan itu selama bertahun-tahun menjadi keluhan warga yang ingin mobilitasnya lebih mudah dan aman. Kini, wajah baru stasiun mulai terlihat. Sebuah jalur penyeberangan dengan lampu khusus pejalan kaki atau disebut pelican crossing, resmi hadir di sisi timur stasiun.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung turun langsung meninjau uji coba fasilitas baru pelican crossing di Stasiun Cikini tersebut pada Senin, 15 September 2025. Ia menyebutkan, pelican crossing bukan sekadar pelengkap, melainkan jawaban atas aspirasi masyarakat yang menginginkan akses masuk stasiun lebih ramah dan aman.
Bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Pemprov DKI akhirnya membuka pagar stasiun dan menyediakan jalur penyeberangan yang diatur lampu lalu lintas khusus untuk pejalan kaki.
“Fasilitas ini dihadirkan sebagai tindak lanjut dari aduan masyarakat terkait keterbatasan akses masuk ke Stasiun KRL Cikini. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) membuka pagar di sisi timur stasiun sekaligus menyediakan fasilitas pelican crossing,” ujar Gubernur Pramono.
Pagar Stasiun Cikini mulai dibuka pada Minggu, 14 September 2025. Sementara, pelican crossing resmi beroperasi sejak Senin, 15 September 2025, mengikuti jam operasional commuter line, yakni pukul 05.00–24.00 WIB.
“Dengan adanya fasilitas ini, warga tidak perlu lagi memanjat pagar atau berjalan memutar untuk masuk ke stasiun. Harapannya aksesibilitas, kenyamanan, dan keselamatan pengguna KRL meningkat, sekaligus menjaga kelancaran lalu lintas di sekitar stasiun,” katanya.
Gubernur Pramono juga menekankan, setelah fasilitas ini berfungsi, tidak boleh ada kendaraan yang berhenti atau parkir sembarangan di sekitar stasiun, baik ojek daring, taksi, maupun kendaraan lain.
“Kalau itu dibiarkan, pasti menambah kemacetan. Karena itu, kami sudah berkoordinasi dengan PT KAI. Apabila ada kendala di lapangan, kami berharap segera diinformasikan agar bisa langsung ditindaklanjuti,” ucap Gubernur Pramono.
Pelican crossing di Stasiun Cikini (Foto:Dok.Pemprov DKI Jakarta)
Lebih lanjut, Gubernur Pramono memastikan pengawasan di lokasi dilakukan oleh petugas yang disiagakan untuk menjaga ketertiban. Terkait durasi lampu pelican crossing, ia menyampaikan pengaturan waktunya sudah disimulasikan agar tidak menimbulkan kemacetan.
“Durasi 10 detik adalah yang paling optimal agar arus lalu lintas tetap lancar. Namun yang terpenting, area ini tidak boleh dijadikan titik naik-turun penumpang, karena justru akan menimbulkan kemacetan,” ucap Gubernur Pramono.
Pemprov DKI berencana akan mengevaluasi rencana pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kawasan Stasiun Cikini dalam kurun waktu dua tahun mendatang.
“Prinsipnya, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen memberikan kemudahan bagi seluruh warga dalam memanfaatkan fasilitas publik. Karena itu, setiap pembangunan, termasuk JPO, akan dievaluasi untuk memastikan manfaatnya maksimal bagi masyarakat,” kata Gubernur Pramono.