Komitmen Perlucutan Senjata Makin Terkikis, Menlu: Indonesia Tetap Tegas

Menlu Sugiono dalam pertemuan mengenai pelucutan senjata nuklir di Jenewa. Foto: Kemenlu RI

Komitmen Perlucutan Senjata Makin Terkikis, Menlu: Indonesia Tetap Tegas

Fajar Nugraha • 25 February 2025 10:23

Jenewa: Menteri Luar Negeri RI Sugiono berbicara tegas mengenai pelucutan senjata nuklir. Menlu Sugiono menegaskan kembali komitmen Indonesia yang teguh terhadap perlucutan senjata multilateral.

Menurut Menlu Sugiono lanskap keamanan global lebih rapuh dari sebelumnya, dunia menyaksikan persaingan strategis yang semakin dalam, terkikisnya komitmen perlucutan senjata, perluasan persenjataan nuklir, ketergantungan baru pada pencegahan, dan risiko tertinggi konflik dan kecelakaan nuklir dalam beberapa dekade.

Namun lintasan ini bukanlah sesuatu yang tak terelakkan. Dunia internasional memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk mengubahnya. Menlu Sugiono pun mendesak masyarakat internasional untuk memulihkan stabilitas melalui komitmen baru dan akuntabilitas yang lebih besar, menilai kembali doktrin dan praktik keamanan.

“Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, akan terus melakukan upaya-upaya bagi terciptanya perdamaian dan keamanan global, termasuk dengan memajukan upaya-upaya perlucutan senjata,“ tegas Menlu RI dalam pertemuan High Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss 24 Februari 2025, yang dikutip dari situs Kemlu.go.id, Selasa 25 Februari 2025.

Mengawali pernyataannya, Menlu RI menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi global yang semakin rentan: persaingan strategis antar-negara, adanya kemunduran terkait komitmen perlucutan senjata, ekspansi program senjata nuklir, meningkatnya ketergantungan pada doktrin nuklir, serta meningkatnya risiko konflik dan kecelakaannuklir yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

“Senjata Nuklir tidak menggaransi keamanan, tapi malah menjadi ancaman,” tegas Menlu Sugiono.

Menlu pun mendorong komunitas internasional untuk segera mengambil langkah nyata mengembalikan stabilitas global, termasuk dengan memperkuat kerangka global perlucutan senjata. Ia percaya sebenarnya dunia memiliki kemampuan atau kekuatan dan tanggungjawab untuk mengubah kondisi ini.

“Kita harus mengambil langkah tegas mendorong perlucutan senjata,“ kata Menlu Sugiono.

Menlu Sugiono mendesak Conference on Disarmament untuk menjalankan mandatnya dalam revitalisasi arsitektur perlucutan senjata global. Dalam hal ini, Menlu RI menekankan antara lain pentingnya memajukan perundingan perlucutan senjata nuklir, pembentukan instrumen hukum jaminan keamanan (negative securityassurance), penguatan Kawasan Bebas Senjata Nuklir, serta penguatan norma anti-uji coba nuklir.

Conference on Disarmament merupakan satu-satunya forum multilateral yang dimandatkan oleh Sidang Majelis Umum PBB untuk merundingkan perjanjian kunci terkait perlucutan senjata. Keanggotaan CD terdiri dari 65 negara, yaitu lima negara anggota Tetap DK PBB dan 60 negara dengan kemampuan militer signifikan, termasuk Indonesia.

Sejak dibentuk pada tahun 1978, CD telah merundingkan dan menghasilkan sejumlah perjanjian kunci terkait, yaitu Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons(NPT), Convention on the Prohibition of the Development, Production and Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxin Weapons and on Their Destruction (BWC), Convention on the Prohibition of the Development, Production, Stockpiling and Use of Chemical Weaponsand on Their Destruction (CWC), dan yang terakhir di tahun 1996 Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty(CTBT).

Menlu RI hadir pada High-Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss pada 24 Februari 2025, untuk mempertegas komitmen Indonesia terhadap upaya multilateral dalam perlucutan senjata, serta terus berkontribusi dalam upaya perdamaian dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)