Ilustrasi sekolah rakyat. Dokumentasi Media Indonesia
Ficky Ramadhan • 31 July 2025 15:45
Jakarta: Sebanyak 59 Sekolah Rakyat tambahan dijadwalkan beroperasi pada September 2025. Dengan tambahan ini, total 159 titik Sekolah Rakyat mulai proses pembelajaran pada Tahun Ajaran 2025/2026.
Kepastian mengenai jumlah Sekolah Rakyat yang telah dan akan memulai proses pembelajaran ini diputuskan dalam rapat terbatas para menteri bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, pada Rabu, 30 Juli 2025, malam.
"Alhamdulillah, Pak Presiden sudah sepakat 159 (titik Sekolah Rakyat) ini menjadi angka akhir untuk Tahun Ajaran 2025/2026," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemensos, Robben Rico, dalam keterangannya, Kamis, 31 Juli 2025.
Dari 159 titik yang dimaksud, sebanyak 63 Sekolah Rakyat rintisan telah mulai melakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sejak 14 Juli 2025. Kemudian, 37 titik lainnya menyusul pada akhir Juli hingga awal Agustus 2025.
Sebanyak 59 titik tambahan ditargetkan mulai berjalan pada September 2025, dengan 200 rombongan belajar dari jenjang SD, SMP, dan SMA.
Robben menjelaskan 159 titik Sekolah Rakyat yang ditargetkan berjalan pada 2025 tersebar dari Sumatra hingga Papua. Total terdapat 620 rombongan belajar yang akan menampung 15.370 siswa, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Proses pembelajaran juga akan didukung oleh 2.407 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.
"Sebaran lokasi meliputi 34 titik di Sumatra, 65 di Jawa, 7 di Bali dan Nusa Tenggara, 13 di Kalimantan, 28 di Sulawesi, 7 di Maluku, dan 5 di Papua," ujar Robben.
Baca Juga:
Pembangunan Sekolah Rakyat Dorong Perputaran Ekonomi Sekaligus Bentuk SDM Berkualitas |