Indonesia-Uni Eropa Capai Kesepakatan Politik Tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif

Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Foto: X/Prabowo Subianto

Indonesia-Uni Eropa Capai Kesepakatan Politik Tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif

Fajar Nugraha • 14 July 2025 08:29

Brussels: Di markas Uni Eropa (UE) Presiden von der Leyen dan Presiden Prabowo Subianto, mencapai kesepakatan politik tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA).

“Ini adalah momen penting. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, kita sepakat untuk melangkah maju. Bagi Indonesia, CEPA bukan hanya tentang perdagangan, melainkan tentang keadilan, rasa hormat, dan membangun masa depan yang kuat bersama,” ujar Presiden Prabowo Subianto, dikutip dari Kemlu.go.id, Senin 14 Juli 2025.

“Perjanjian ini harus mendukung upaya kita untuk mengembangkan industri, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat tujuan pembangunan berkelanjutan kita. Kita siap untuk segera menuntaskan perjanjian ini, dengan cara yang menguntungkan kedua bangsa kita,” lanjut Presiden Prabowo.

Hal ini menandai tonggak penting menuju penyelesaiannya oleh Komisioner Maros Sefcovic dan Menteri Koordinator Airlangga Hartarto pada September 2025.

“Eropa dan Indonesia memilih jalur keterbukaan, kemitraan, dan kemakmuran bersama,” ujar Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.

“Perjanjian ini akan membuka pasar baru dan menciptakan lebih banyak peluang bagi bisnis kami. Perjanjian ini juga akan membantu memperkuat rantai pasokan bahan baku penting, yang esensial bagi teknologi bersih dan industri baja Eropa. Saya sekarang menantikan penyelesaiannya yang cepat,” imbuh Von der Leyen.

Perjanjian Uni Eropa-Indonesia yang komprehensif, berwawasan ke depan, dan saling menguntungkan akan mendorong perdagangan dan investasi, mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan ketahanan rantai pasokan. CEPA akan mendukung kerja sama di bidang bahan baku penting, yang vital bagi kepentingan strategis dan daya saing industri kedua mitra.

Pada akhirnya, CEPA tidak hanya akan berfungsi sebagai platform yang kuat untuk memperdalam hubungan ekonomi kita, tetapi juga menjadi pencapaian yang menentukan dalam hubungan bilateral Uni Eropa-Indonesia yang telah lama terjalin, yang berlandaskan pada komitmen bersama untuk kerja sama yang terbuka dan berbasis aturan.

Di luar perdagangan, Presiden von der Leyen dan Presiden Prabowo menegaskan kembali visi bersama mereka untuk kemitraan bilateral yang lebih luas. Untuk mendukung hubungan antarmasyarakat antara Uni Eropa dan Indonesia, Komisi telah mengadopsi keputusan visa cascade untuk Indonesia, yang memastikan akses yang jauh lebih cepat dan mudah ke visa multiple-entry.

Mereka menekankan komitmen mereka untuk lebih memajukan transisi energi bersih yang tidak meninggalkan siapa pun. Indonesia menekankan bahwa pendekatan nasionalnya berlandaskan pada visi kemandirian dan ketahanan energi, sebagaimana digariskan dalam Asta Cita. Dalam konteks ini, Kemitraan Transisi Energi yang Adil dan Gerbang Global Uni Eropa disambut baik untuk mendukung tujuan jangka panjang dan prioritas nasional Indonesia.

Kedua pemimpin menggarisbawahi dukungan mereka terhadap tatanan internasional berbasis aturan, kerja sama PBB yang lebih erat, dan upaya perdamaian di Ukraina dan Timur Tengah. Eropa dan Indonesia tetap berkomitmen untuk memperkuat kemitraan ASEAN dan Uni Eropa, karena kedua belah pihak secara aktif mendukung perdamaian, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan di Indo-Pasifik.

Akhirnya, mereka sepakat bahwa hubungan yang semakin erat antara Indonesia dan Uni Eropa, yang didasarkan pada nilai-nilai bersama berupa demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum, harus menjadi landasan bagi kemitraan yang lebih kuat dan lebih strategis di masa depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)