Ilustrasi. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 10 February 2025 10:56
Jakarta: CEO Indodax Oscar Darmawan meminta investor dan masyarakat tak alergi terhadap penurunan nilai investasi, utamanya aset kripto. Bagi investor sejati, hal tersebut menjadi momentum dan peluang untuk menimbun kekayaan atau investasi dalam jangka panjang.
"Koreksi harga bitcoin saat ini menunjukkan sifat volatilitas pasar yang memang wajar terjadi. Dalam pasar yang dinamis seperti ini, koreksi harga adalah bagian dari siklus alami, di mana fluktuasi harga dapat mempengaruhi sentimen pasar. Namun, kami tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang bitcoin," jelas Oscar dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 10 Februari 2025.
Oscar menambahkan meskipun pasar mengalami koreksi, faktor fundamental bitcoin tetap kuat. Termasuk adopsi yang semakin luas, baik oleh investor ritel maupun institusional.
"Tingkat adopsi bitcoin yang terus meningkat, serta kemajuan regulasi di berbagai negara, memberikan sinyal positif untuk masa depan bitcoin," tutur dia.
Di Indonesia, jelas dia, ia melihat pertumbuhan yang signifikan. Ini tercermin dari data yang menunjukkan total transaksi kripto yang mencapai Rp650,61 triliun pada 2024. "Sebuah lonjakan empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya," lanjut Oscar.
Oscar juga mengingatkan meskipun koreksi harga terjadi dalam jangka pendek, potensi bitcoin untuk rebound sangat besar. Ia telah melihat sebelumnya bagaimana bitcoin mampu pulih setelah mengalami koreksi tajam.
"Dengan latar belakang pasar yang lebih matang dan kesadaran akan aset digital yang terus berkembang, kami yakin bitcoin akan kembali menunjukkan tren bullish dalam waktu dekat," tutur dia.
Dengan data yang menunjukkan peningkatan transaksi yang signifikan, Oscar percaya ketidakpastian pasar global menjadi tantangan terhadap pertumbuhan kripto di Indonesia.
"Investor Indonesia semakin terbuka terhadap peluang yang ada di pasar kripto, dan kami di Indodax terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik serta edukasi yang diperlukan agar mereka dapat berinvestasi dengan bijak, meskipun di tengah volatilitas yang terjadi," tegas Oscar.
Jadi peluang
Oscar menekankan, meskipun ada penurunan harga bitcoin saat ini, para investor yang mengikuti prinsip Dollar-Cost Averaging (DCA) dapat memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.
"Koreksi harga ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk membeli bitcoin dengan harga lebih rendah, terutama bagi mereka yang memiliki pandangan jangka panjang," sebut dia.
Menurut Oscar, langkah pemerintah yang mendukung pengaturan dan regulasi kripto juga memberikan kestabilan lebih besar untuk pasar, sehingga investor merasa lebih aman untuk berpartisipasi.
"Regulasi yang jelas akan semakin mendorong adopsi
bitcoin dan aset kripto lainnya, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan pasar dalam jangka panjang," urai dia.
Secara keseluruhan, meskipun pasar bitcoin sedang mengalami koreksi, potensi untuk kenaikan jangka panjang tetap ada. Bagi investor yang memiliki pandangan jangka panjang, harga saat ini bisa menjadi kesempatan untuk melakukan akumulasi.
"Terlebih, dengan proyeksi pergerakan harga yang masih berada dalam kisaran positif, bitcoin tetap menjadi pilihan menarik dalam portofolio investasi," papar Oscar.
(Ilustrasi. Foto: dok KBI)
Bitcoin terpengaruh perang dagang
Diketahui, setelah mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) pada Januari 2025 sebesar USD108 ribu, bitcoin mengalami koreksi yang signifikan. Pada 3 Februari 2025, harga turun menjadi USD91 ribu, menurun lebih dari 15 persen.
Namun, pada 4 Februari 2025, harga bitcoin sempat kembali naik dan tercatat mencapai USD101 ribu sebelum akhirnya kembali turun pada 10 Februari 2025 menjadi USD95 ribu. Koreksi ini menunjukkan karakteristik pasar bitcoin yang fluktuatif, dan harga bisa mengalami kenaikan dan penurunan secara bergantian, dipengaruhi oleh faktor eksternal dan sentimen pasar global.
Beberapa hari terakhir koreksi harga ini sebagian besar dipicu oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, terutama setelah pengumuman kebijakan tarif impor yang baru oleh Trump yang berlaku pada Februari 2025. Kebijakan tersebut memberikan dampak langsung terhadap pasar global, termasuk pasar aset kripto, dengan memicu aksi jual dalam jangka pendek.
Meskipun harga bitcoin mengalami penurunan, permintaan terhadap aset kripto di Indonesia masih tinggi. Terlihat dari jumlah transaksi yang terus meningkat pada platform Indodax, yang tercatat mencapai Rp16,019 triliun pada Januari 2025. Angka ini sekitar 12,02 persen dari total transaksi selama 2024
Meskipun ada koreksi, pasar kripto Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan, yang menandakan minat terhadap bitcoin dan aset kripto lainnya tetap solid.
Beberapa faktor lain yang turut memengaruhi koreksi harga bitcoin adalah ketidakpastian ekonomi global, terutama terkait dengan kebijakan fiskal negara besar dan fluktuasi suku bunga.
Pada saat yang sama, para investor semakin memperhatikan gejolak ekonomi yang dapat memengaruhi pasar global, termasuk kripto. Kenaikan suku bunga di beberapa negara besar memicu peralihan dana dari aset berisiko tinggi seperti bitcoin ke aset yang lebih aman.