Korea Selatan kerahkan helikopter atasi kebakaran di Zona Demiliterisasi (DMZ). Foto: Yonhap
Fajar Nugraha • 11 April 2025 12:10
Seoul: Militer Korea Selatan kerahkan helikopter untuk atasi kebakaran hutan di dalam zona demiliterisasi (DMZ). Ini adalah zona penyangga yang memisahkan kedua Korea Selatan dengan Korea Utara.
Pengumuman itu muncul setelah negara itu mengalami kebakaran hutan paling mematikan dalam sejarah bulan lalu, yang menewaskan lebih dari 30 orang di wilayah tenggara.
Penyebab kebakaran yang terjadi Kamis sore, di wilayah Goseong, Provinsi Gangwon, di dalam zona demiliterisasi saat ini belum diketahui, kata Kepala Staf Gabungan negara itu dalam sebuah pernyataan.
"Dua helikopter pemadam kebakaran hutan dari Dinas Kehutanan Korea telah dikerahkan untuk memadamkan api sejak sekitar pukul 06.30 pagi hari ini," kata Kepala staf gabungan, seperti dikutip dari Yonhap, Jumat 11 April 2025.
Tidak ada laporan kerusakan pada personel atau infrastruktur di pihak Korea Selatan, tambahnya.
"Militer kami melakukan siaran arahan Korea Utara ke Korea Utara sebelum mengerahkan helikopter," katanya, seraya menambahkan bahwa upaya untuk mengendalikan kebakaran hutan di selatan perbatasan "berjalan lancar".
Hal ini terjadi beberapa hari setelah militer Korea Selatan mengatakan pasukannya melepaskan tembakan peringatan ketika sekitar 10 tentara Korea Utara melintasi perbatasan yang dijaga ketat di DMZ.
Kedua negara secara teknis masih berperang karena konflik tahun 1950 hingga 1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Korea Selatan semakin terdampak oleh perubahan iklim, dan kebakaran hutan yang mematikan bulan lalu telah diperparah oleh angin kencang dan kondisi yang sangat kering, dengan wilayah tenggara mengalami curah hujan di bawah rata-rata selama berbulan-bulan setelah negara itu mengalami tahun terpanas yang pernah tercatat pada tahun 2024.
Dengan DMZ yang merupakan "tanah tak bertuan" selebar 4 km yang membentang sepanjang perbatasan sepanjang 250 km, sebagian besar zona tersebut ditutupi oleh hutan lebat dan lahan basah, dan sebagian besar tidak dikunjungi oleh manusia sejak zona tersebut dibuat setelah gencatan senjata tahun 1953 yang mengakhiri permusuhan Perang Korea.