Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie. Foto: Dok istimewa
Naufal Zuhdi • 22 June 2025 14:29
Jakarta: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyoroti dampak konflik geopolitik terhadap dinamika ekonomi global, khususnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Menurut Anin, sekitar 40 hingga 50 persen percakapan dalam forum yang dihadiri Presiden RI Prabowo Subiato dan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut, membahas isu konflik Iran-Israel. Anin menilai konflik tersebut menjadi sorotan utama dan berdampak besar terhadap kondisi perekonomian dunia.
"Saya lihat jelas sekali bahwa konflik Iran-Israel ini menjadi suatu perhatian penuh yang membayangi ekonomi dunia," ujar Anin dikutip dari siaran pers yang diterima, Minggu, 22 Juni 2025.
Anin menjelaskan bahwa situasi tersebut mencerminkan polarisasi antara kekuatan Barat dan Timur yang semakin menajam. Hal ini, sambung Anin, juga memperkuat pergeseran tatanan global menuju struktur multipolar.
"Kelihatan benar-benar polarisasi antara Barat dan Timur. Bagaimana Iran dan Israel bisa memengaruhi bukan saja geopolitik, tapi juga pengentalan multipolar,” jelas Anin.
Lebih lanjut, Anin juga menyoroti perkembangan blok negara-negara BRICS yang dinilai semakin menguat sebagai kekuatan ekonomi baru. Anin menyebut bahwa ketidakhadiran Amerika Serikat (AS) dan China dalam dialog multilateral seperti APEC menjadi sinyal pergeseran kekuatan.
“Sekarang BRICS berjalan dengan waktu, jumlahnya semakin besar. Setengah dari dunia hidup di negara-negara BRICS yang kini sudah menerima 9 negara baru (Belarus, Bolivia, Kuba,
Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda dan Uzbekistan)," ujar Anin.
Baca juga:
Optimisme Ekonomi RI Tetap Kuat Meski Diserbu Banyak Ketidakpastian |
(Serangan Israel di Iran diarahkan ke Teheran. Foto: Anadolu)