Ilustrasi. Foto: Dok MI
Naufal Zuhdi • 24 June 2025 23:17
Jakarta: Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) Mirah Sumirat tidak yakin pemberian program Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang diberikan pemerintah bisa mengerek pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun ini.
"Kalau ditanyakan apakah (program BSU) bisa mengerek atau menaikan pertumbuhan ekonomi, saya tidak yakin kalau itu bisa terkerek pertumbuhan ekonomi," ujar Mirah saat dihubungi, Selasa, 24 Juni 2025.
Ketidakyakinan dirinya, pemberian program BSU tidak bisa mengerek pertumbuhan ekonomi karena jangka waktu pemberian program yang singkat dengan dana yang minim.
"Kecuali mungkin dia diberikan nominal besar seperti di 2022, sebesar Rp600 ribu dan prioritasnya mungkin sampai akhir Desember 2025, saya yakin akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi menjadi lebih terangkat atau terkerek," beber dia.
Ia meyakini, jika harga sembilan bahan pokok (sembako) tinggi, kemudian tidak adanya subsidi listrik, tidak adanya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan biaya pendidikan yang masih tinggi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan bisa terkerek.
"Jadi memang harus diturunkan dulu harga-harga pangan, harga bahan pokok, lalu diberikan subsidi listrik, subsidi BBM, kemudian biaya pendidikannya juga diberikan diskon, saya yakin itu akan cukup membantu para pekerja buruh untuk melanjutkan atau membiayai kehidupan ekonominya," jelas dia.
Baca juga:
Presiden Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 7% di Akhir 2025 |