Penandatanganan MoU antara Kemendag dan Kemenekraf terkait pengembangan UMKM kreatif. Foto: dok Biro Humas Kemendag.
Jakarta: Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) sepakat untuk memperkuat kolaborasi dalam pengembangan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kreatif.
MoU ini mencantumkan sejumlah ruang lingkup kerja sama strategis, antara lain pengembangan produk kreatif, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, fasilitasi pemasaran produk kreatif, fasilitasi perlindungan dan komersialisasi kekayaan intelektual produk kreatif, serta kegiatan lain yang disepakati kedua pihak.
"MoU ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah UMKM kreatif. Bersama Kemenekraf, Kemendag berkolaborasi untuk mengembangkan
ekonomi kreatif. Kesepakatan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk kreatif Indonesia," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 26 Maret 2025.
Menurut Busan, sapaan akrab Budi Santoso, pengembangan produk kreatif menjadi salah satu strategi penting untuk meningkatkan kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional. Sektor ekonomi kreatif telah memberikan sumbangan signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Pada 2024, sektor ekonomi kreatif telah menyumbang sekitar Rp1,53 triliun terhadap PDB nasional.
Di sisi lain, pada tahun yang sama, nilai ekspor ekonomi kreatif mencapai USD25,10 miliar. Nilai ekspor ekonomi kreatif didominasi empat subsektor utama, yaitu fesyen, kriya, kuliner, dan penerbitan.
"Hal ini menunjukkan produk kreatif Indonesia telah mendapatkan pengakuan dan permintaan yang tinggi di pasar internasional, sekaligus menjadi salah satu pilar penting perekonomian nasional," kata dia.
Gandeng Kemenekraf
Kemendag terus membangun kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat ekosistem ekspor produk kreatif Indonesia. Salah satu kemitraan strategis yang dibangun adalah dengan Kemenekraf.
Pengembangan produk kreatif yang terintegrasi dengan Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor merupakan langkah krusial dalam mengakselerasi pertumbuhan
UMKM di sektor ekonomi kreatif.
Program BISA Ekspor bertujuan memfasilitasi UMKM untuk melakukan presentasi bisnis (
pitching) dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) dengan perwakilan perdagangan di 33 negara.
Pada Januari-Februari 2025, Kemendag telah melaksanakan 146 kegiatan
business matching, yang mencakup 91 sesi
pitching dan 55 pertemuan dengan
buyer. Nilai transaksi yang tercatat mencapai USD8,77 juta, terdiri atas transaksi pembelian senilai USD3,35 juta dan potensi transaksi senilai USD5,42 juta.
(Ilustrasi pelaku UMKM. Foto: dok MI/Palce Amalo)
Pecut daya saing UMKM kreatif di kancah global
Sementara itu, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyampaikan penguatan ekosistem ekonomi kreatif dilakukan melalui kolaborasi Hexahelix, yaitu pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, media massa, dan hukum/regulasi.
Hal ini dilakukan dengan pengembangan riset, pendidikan dan perlindungan kreativitas. Melalui semangat kolaborasi Hexahelix diharapkan program unggulan Kemenekraf dapat terlaksana optimal sehingga dapat memberikan manfaat sebanyak-banyak bagi penggiat ekonomi kreatif.
"Kolaborasi melalui kesepahaman ini merupakan langkah konkret dalam memperluas dampak ekonomi kreatif sekaligus menjawab tantangan global dengan pendekatan holistik. Kami berkomitmen bersama Kemendag dalam memperluas akses pasar bagi produk ekonomi kreatif hingga pasar internasional,” tambah Riefky.
Adapun, penandatanganan MoU ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di Indonesia, membuka peluang pasar baru, dan meningkatkan daya saing UMKM kreatif di kancah global. (Laura Oktaviani Sibarani)