Ilustrasi TNI. Foto: Setpres.
Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 25 March 2025 22:48
Jakarta: Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap aksi-aksi biadab kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Teranyar, aksi KKB mengakibatkan satu orang guru meninggal dunia dan enam guru lainnya luka-luka di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat, 21 Maret 2025.
Kristomei menyebut pihaknya akan menangkap KKB. Sebab, tindakan mereka mengancam keselamatan warga sipil dan stabilitas keamanan di Papua.
“TNI tidak akan tinggal diam terhadap aksi-aksi biadab dan pengecut yang mengancam keselamatan warga sipil dan stabilitas keamanan di Papua,” ungkap Kristomei saat dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 25 Maret 2025.
Kristomei menegaskan bahwa TNI berkomitmen untuk selalu melindungi masyarakat. Terutama tenaga pendidik dan kesehatan yang bertugas di daerah terpencil.
“TNI telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi korban, mengamankan wilayah, dan mendukung pemulihan situasi pasca tindakan biadab dan pengecut dari OPM,” ungkap dia.
Kristomei menjelaskan serangan ini diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Elkius Kobak. Mereka diduga sebelumnya meminta sejumlah uang kepada para tenaga pengajar.
Permintaan tersebut tidak dipenuhi para guru. Sehingga kelompok ini melakukan aksi kekerasan pembunuhan, dan menganiaya enam orang guru, membakar gedung sekolah dan rumah guru, hingga menimbulkan ketakutan di masyarakat.
Kristomei membeberkan TNI bersama aparat terkait telah berhasil mengevakuasi 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan dari Yahukimo ke Jayapura. Saat ini, kata Kristomei, TNI juga meningkatkan pengamanan di wilayah rawan dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menindak tegas pelaku serangan tersebut.
"Keberadaan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Papua sangat penting bagi kemajuan dan masa depan masyarakat setempat," sebut dia.
Kristomei mengemukakan, TNI akan terus mendukung perlindungan para guru dan tenaga kesehatan. Serta memastikan keamanan di wilayah yang berpotensi mengalami gangguan keamanan.
Sebelumnya, sebanyak tujuh orang guru dan tenaga kesehatan diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat, 21 Maret 2025. Akibat serangan tersebut, satu orang dilaporkan meninggal dunia, sementara enam lainnya mengalami luka-luka.
Dari tujuh orang yang diserang, enam di antaranya berasal dari NTT dan satu orang dari Sorong, Papua Barat Daya. Para korban terdiri dari enam guru dan satu tenaga kesehatan.