Kim Jong-Un Perintahkan Kesiapan Penuh Nuklir untuk Pertahanan Negara

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto: KCNA

Kim Jong-Un Perintahkan Kesiapan Penuh Nuklir untuk Pertahanan Negara

Fajar Nugraha • 28 February 2025 14:34

Pyongyang: Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, mengawasi langsung uji coba rudal jelajah strategis dan memerintahkan kesiapan penuh dalam penggunaan kekuatan nuklir. Menurut media pemerintah KCNA, langkah ini bertujuan untuk memastikan pertahanan paling efektif bagi negara di tengah meningkatnya ancaman eksternal.

KCNA, melaporkan pada Rabu 26 Februari 2025 bahwa Kim Jong-Un telah menyaksikan langsung peluncuran uji coba rudal jelajah strategis. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa kesiapan penuh dalam penggunaan senjata nuklir adalah tanggung jawab utama bagi angkatan bersenjata Korea Utara.

Uji coba yang dilakukan pada 26 Februari di perairan lepas pantai barat Semenanjung Korea ini bertujuan sebagai peringatan bagi musuh yang dianggap mengancam keamanan Korea Utara serta meningkatkan eskalasi konflik di kawasan. KCNA menyatakan bahwa peluncuran ini juga bertujuan untuk menunjukkan kesiapan berbagai sistem operasi nuklir yang dimiliki negara tersebut.

"Kemampuan serangan yang kuat adalah jaminan bagi sistem pertahanan dan pencegahan yang paling sempurna," ujar Kim Jong-Un seperti dikutip KCNA, seperti dikutip dari The Straits Times, Jumat 28 Februari 2025.

"Menjaga kedaulatan nasional dan keamanan dengan perisai nuklir yang andal adalah tugas dan misi utama kekuatan bersenjata nuklir DPRK,” imbuh Kim, DPRK merujuk pada nama resmi Korea Utara, yakni Republik Demokratik Rakyat Korea.

Pengembangan rudal jelajah strategis

Korea Utara telah mengembangkan rudal jelajah strategis selama beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem pertahanannya. Jenis rudal ini dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir dan memiliki kemampuan manuver tinggi untuk menghindari sistem pertahanan musuh.

Dibandingkan dengan rudal balistik, rudal jelajah umumnya mendapatkan reaksi internasional yang lebih moderat karena tidak termasuk dalam larangan eksplisit yang ditetapkan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Meski demikian, pengembangan teknologi ini tetap menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara yang selama ini menekan Korea Utara agar menghentikan program senjata nuklirnya.

Dewan Keamanan PBB sendiri telah melarang Korea Utara untuk mengembangkan rudal balistik dan senjata nuklir, serta menjatuhkan berbagai sanksi sebagai hukuman atas pelanggaran tersebut.


Kunjungan ke Akademi Militer dan Retorika Anti-AS

Laporan mengenai uji coba rudal ini muncul di tengah serangkaian kunjungan Kim Jong-Un ke berbagai akademi militer Korea Utara dalam sepekan terakhir. Dalam kunjungan tersebut, ia menekankan pentingnya loyalitas, pelatihan ideologis, serta kesiapan taktis bagi generasi muda perwira militer.

Meski tidak menyebut negara tertentu dalam pernyataannya terkait peringatan bagi musuh, Kim Jong-Un terus melontarkan retorika keras terhadap Amerika Serikat dan Korea Selatan. Sikap ini tetap ia pertahankan meskipun Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya sempat menyatakan niatnya untuk kembali menjalin komunikasi dengan pemimpin Korea Utara tersebut.

Trump dan Kim Jong-Un pernah mengadakan pertemuan puncak bersejarah selama masa jabatan pertama Trump sebagai presiden AS. Namun, hubungan kedua negara kembali memburuk setelah negosiasi mengenai denuklirisasi mengalami kebuntuan.

Dengan adanya uji coba terbaru ini, ketegangan di Semenanjung Korea diperkirakan akan terus meningkat, sementara komunitas internasional masih mencari cara untuk menekan ambisi nuklir Pyongyang tanpa memperburuk situasi keamanan regional.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)