Ilustrasi. Foto: pintu.co.id
Jakarta: Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pasar investasi menawarkan berbagai pilihan yang semakin beragam. Emas dianggap stabil dan aman sejak lama di dalam pasar investasi, lalu perak hadir dengan prediksi kenaikkan yang menjanjikan bagi investor dan bitcoin muncul dengan keuntungan tinggi namun penuh risiko.
Di antara emas, perak, dan bitcoin mana yang lebih menguntungkan? Berikut keuntungan setiap instrumen investasi menurut laman Pintu.co, Sahabat Pegadaian, dan Pluang.
Emas
Emas sudah terbukti stabil digunakan selama ratusan tahun, dipakai di berbagai sektor seperti perhiasan, elektronik dan kesehatan juga nilainya relatif aman inflasi. Memiliki sistem yang mapan dalam perdagangan, penimbangan, dan pelacakan. Emas merupakan sumber daya alam yang terbatas dan tidak bisa direplikasi atau dipalsukan. Dapat digunakan diseluruh dunia karena telah legal.
Sebagaimana dengan pendapat salah satu pakar investasi, "Pilihan saya jatuh kepada investasi emas karena memiliki ribuan tahun catatan sejarah sebagai aset penyimpan nilai, nilai volatilitasnya hanya seperlima bitcoin, dan tidak memiliki risiko persaingan yang sama," jelas Kepala Ekonom dan Ahli Strategi Merrill Lynch Kanada dan Merrill Lynch New York, David Rosenberg.
(Ilustrasi investasi emas. Foto: Shutterstock via Bareksa)
Perak
Perak memiliki kegunaan yang luas dalam industri dan diyakini berpotensi mengalami kenaikan harga. Menjadi aset yang menjanjikan dan dapat memberikan perlindungan terhadap krisis saat ini. Prediksi kenaikan harga perak dapat menjadi peluang besar untuk investor yang mencari aset dengan potensi pertumbuhan tinggi.
Selaras dengan meningkatnya kebutuhan industri untuk perak dalam produksi teknologi hijau atau elektronik. Hal-hal tersebut disampaikan oleh Robert Kiyosaki, Investor Veteran dan Penulis buku '
Rich Dad Poor Dad' pada media sosial sebagai bentuk imbauannya.
Bitcoin
Bitcoin merupakan aset digital dengan sistem
blockchain terdesentralisasi yang menawarkan kemudahan transaksi global dengan kecepatan tinggi dan biaya rendah. Mustahil meretas sistem bitcoin karena dibutuhkan penguasaan atas mayoritas komputer penambang di seluruh dunia untuk melakukannya.
Selain itu, teknologi blockchain memberikan banyak potensi inovasi di masa depan. Diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada 2009 dengan 21 juta unit yang tersedia dan diperkirakan akan habis ditambang pada 2140. (Aulia Rahmani Hanifa)