Ini Langkah Pemkot Surabaya Antisipasi Banjir saat Musim Hujan

Ilustrasi banjir. (Metrotvnews.com/ Khairunnisa Puteri M)

Ini Langkah Pemkot Surabaya Antisipasi Banjir saat Musim Hujan

Amaluddin • 7 November 2025 12:17

Surabaya: Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat langkah antisipasi terhadap potensi banjir dan genangan air untuk menyambut musim hujan yang mulai mengguyur wilayah Jawa Timur. Melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), pemkot mempercepat normalisasi saluran, pemeliharaan rumah pompa, serta pembersihan drainase di berbagai titik rawan banjir.

Kepala DSDABM Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi menghadapi cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem tersebut diprediksi meningkat dalam beberapa bulan mendatang.

“Menjelang puncak musim hujan, seluruh satuan tugas atau pasukan merah kami sudah dikerahkan untuk melakukan pengerukan saluran. Banyaknya sedimen dan sampah mengurangi kapasitas saluran, sehingga perlu dinormalisasi agar air bisa mengalir lancar,” kata Syamsul, Jumat, 7 November 2025.

Selain normalisasi, DSDABM juga melakukan pemeliharaan rutin terhadap pompa air dan pintu air. Hal itu dilakukan guna memastikan semua sistem berfungsi optimal saat curah hujan tinggi. 

“Kami pastikan seluruh pompa dalam kondisi siap operasi, terutama di titik-titik yang menjadi langganan genangan,” tambah Syamsul.
 


Menurutnya, fokus utama penanganan banjir tahun ini berada di kawasan Surabaya Selatan, seperti Menanggal, Ketintang, Ahmad Yani, Karah, dan Rungkut Menanggal. Di wilayah tersebut, pemerintah sedang membangun sejumlah rumah pompa baru untuk mempercepat aliran air menuju muara.

“Rumah pompa Menanggal, Ahmad Yani, Ketintang, Karah, dan Rungkut Menanggal menjadi prioritas kami tahun ini. Progresnya sudah mencapai 70 persen, dan kami targetkan seluruhnya rampung pada akhir November hingga Desember 2025,” ujar Syamsul.

Selain pembangunan fisik, Pemkot Surabaya juga memperkuat sistem deteksi dini cuaca melalui koordinasi dengan BMKG. Informasi prakiraan cuaca diterima satu hingga dua jam sebelum hujan deras terjadi, sehingga tim dapat menyiapkan langkah antisipatif, seperti mengurangi debit air, menyalakan pompa, hingga membuka pintu air.

"Kami memantau informasi dari BMKG dan WOFI Juanda secara real time. Warga juga bisa mengaksesnya, misalnya jika peta berwarna merah berarti hujan deras, kuning hujan sedang, dan hijau masih ringan,” jelas Syamsul.


Ilustrasi banjir. (Metrotvnews.com/ Khairunnisa Puteri M)


Sementara itu, Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menjelaskan bahwa Surabaya telah memasuki awal musim penghujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada siang dan malam hari. Ia juga mengingatkan adanya potensi gelombang pasang maksimum di Selat Madura pada 6–7 November 2025 yang bisa memicu banjir rob di kawasan pesisir. 

“Puncak musim penghujan diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2026. Karena itu, warga diimbau tetap waspada,” kata Ady.

Ady menambahkan, tingginya curah hujan dipengaruhi oleh fenomena Muson Barat dan Madden Julian Oscillation (MJO) yang membawa uap air dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia. “Dominasi angin baratan inilah yang menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah Surabaya dan sekitarnya,” ujar Ady.

BMKG juga bekerja sama dengan Pemkot Surabaya dengan memasang display informasi cuaca dan penakar hujan di sejumlah wilayah pesisir. Display tersebut dipasang agar nelayan dan masyarakat dapat menerima informasi tanggap bencana secara cepat dan real time.

"Kami ingin masyarakat ikut aktif memantau informasi cuaca melalui aplikasi Info BMKG atau situs WOFI. Pembaruan data dilakukan setiap 10 menit, sehingga bisa menjadi panduan penting untuk aktivitas harian,” ujar Ady.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febiari)