'Kepala Negara' Tiga Rezim Korea Utara Meninggal Dunia

Ketua Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara, Kim Yong-nam (kedua dari kanan). (EFE/EPA/ALEXEY NIKOLSKY)

'Kepala Negara' Tiga Rezim Korea Utara Meninggal Dunia

Riza Aslam Khaeron • 5 November 2025 09:01

Pyongyang: Kim Yong-nam, mantan kepala negara seremonial Korea Utara yang mengabdi di bawah tiga generasi dinasti penguasa Kim, dilaporkan meninggal dunia pada usia 97 tahun.

Melansir BBC, kabar duka ini diumumkan oleh media resmi negara, Korean Central News Agency (KCNA), yang menyebut ia wafat akibat kegagalan multiorgan pada 3 November 2025.

Kim Yong Nam bukan bagian dari keluarga Kim, tetapi ia adalah salah satu loyalis tertinggi yang mengabdi sejak masa Kim Il Sung, kemudian Kim Jong Il, dan hingga masa Kim Jong Un. Ia menjabat sebagai presiden Majelis Rakyat Tertinggi, badan legislatif yang berfungsi sebagai stempel kebijakan, dari 1998 hingga 2019.

KCNA menggambarkannya sebagai "revolusioner generasi tua yang meninggalkan prestasi luar biasa dalam sejarah pembangunan partai dan negara kami".

Negara telah menggelar upacara pemakaman kenegaraan untuk menghormatinya.

Lahir saat Semenanjung Korea masih dalam masa penjajahan Jepang, Kim Yong Nam berasal dari keluarga yang oleh KCNA disebut sebagai "patriot anti-Jepang".

Ia menempuh pendidikan di Universitas Kim Il Sung dan kemudian melanjutkan studi ke Moskow sebelum memulai kariernya sebagai pejabat rendah di Partai Buruh pada 1950-an.

Kariernya terus menanjak hingga menjadi menteri luar negeri dan tokoh penting dalam diplomasi luar negeri Korea Utara.
 

Baca Juga:
Mantan Wakil Presiden AS Dick Cheney Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun

Meski tidak memiliki kekuasaan nyata, ia kerap menjadi wajah Korea Utara dalam urusan internasional. Salah satu momen penting adalah saat ia memimpin delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan, di mana ia bertemu dengan Presiden Moon Jae-in. Dalam delegasi tersebut juga hadir Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un.

Ia juga pernah bertemu Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung pada tahun 2000 dan Roh Moo-hyun pada 2007 dalam pertemuan puncak antar-Korea. Menteri Unifikasi Korea Selatan saat itu, Chung Dong-young, menyampaikan belasungkawa dan menyebut bahwa ia pernah mengadakan "pembicaraan bermakna tentang perdamaian di Semenanjung Korea" dengan Kim Yong Nam.

Thae Yong Ho, mantan diplomat Korea Utara yang kini menetap di Korea Selatan dan menjadi tokoh di Dewan Penasihat Presiden untuk Unifikasi, mengatakan kepada BBC bahwa Kim Yong Nam adalah contoh pejabat yang bertahan hidup di rezim totaliter.

"[Dia] tidak pernah menyuarakan pendapat pribadinya... tidak punya sekutu dekat atau musuh. Ia tidak pernah menunjukkan kreativitas. Ia hanya mengulangi apa yang telah dikatakan keluarga Kim sebelumnya," kata Thae.

Tidak seperti banyak pejabat lain yang mengalami penurunan pangkat, dikirim ke kamp kerja paksa, atau bahkan dieksekusi, Kim Yong Nam berhasil mempertahankan posisinya hingga pensiun pada April 2019.

Umurnya yang panjang dalam lingkaran elite Korea Utara tergolong langka. Sebagai perbandingan, pada 2013 Kim Jong Un memerintahkan eksekusi pamannya sendiri, Jang Song Thaek, karena dianggap melakukan "pengkhianatan".

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)