Masih Ada 24 Titik Api Karhutla Riau Per 26 Juli

Ilustrasi personel Satgas Karhutla. Foto: MI.

Masih Ada 24 Titik Api Karhutla Riau Per 26 Juli

M. Iqbal Al Machmudi • 27 July 2025 11:50

Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyebut hotspot atau titik api di Riau sudah tidak dalam kategori tinggi. Hal ini berdasarkan pemantauan lewat sistem Sipongi (semua satelit), periode 26 Juli 2025.

Kategori tinggi nol hotspot. Sedangkan, kategori medium 24 hotspot dengan sebaran di Pelalawan 12 titik, Bengkalis 6 titik, Kota Dumai 4 titik, Rokan Hilir 2 titik.

Hasil ini disebut menunjukkan efektivitas sistem deteksi dini yang terus dimonitor secara realtime dan ditindaklanjuti secara operasional oleh tim gabungan. Seluruh respons di lapangan merupakan mekanisme koordinasi dalam rangka mengintegrasikan sistem peringatan dini, kesiapsiagaan, dan tindakan korektif. 

"Saya tidak ingin melihat ada lahan konsesi terbakar tanpa respons cepat. Setiap perusahaan wajib mengaktifkan sistem peringatan dini dan bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah daerah. Kalau ada yang abai, kami tidak segan-segan menindak,” kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq, Minggu, 27 Juli 2025.
 

Baca juga: KLH Segel Empat Perusahaan dan Tutup Satu Pabrik Sawit Terkait Karhutla Riau

Hanif juga menegaskan dunia usaha harus mengambil peran aktif dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla dengan mengorkestrasi langsung aksi bersama PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), Sinar Mas Group, Pertamina Hulu Rokan, dan PTPN IV Regional III guna memperkuat sinergi lintas sektor.

"Dalam situasi krisis iklim dan memburuknya kualitas udara akibat kebakaran lahan, keterlibatan dunia usaha bukan lagi bentuk partisipasi sosial, melainkan tanggung jawab yang melekat pada setiap izin konsesi," ujar Hanif. 

Perusahaan diminta tidak hanya reaktif saat api sudah meluas, melainkan proaktif dalam membangun sistem mitigasi sejak dini. Pencegahan karhutla bukanlah pilihan, melainkan kewajiban bersama. 

'Dunia usaha harus berada di garis depan, bukan hanya sebagai pelaku ekonomi, tetapi juga sebagai penjaga lingkungan. Kita tidak bisa lagi menunggu api membesar baru bertindak,' tegas Hanif.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, RAPP dan Sinar Mas Group telah memasang palang larangan membakar di area rawan, menggalakkan program Masyarakat Peduli Api, serta menerjunkan armada helikopter water bombing untuk pemadaman cepat. Mereka juga memperkuat pengawasan berbasis komunitas dan patroli darat secara rutin di wilayah Rokan Hulu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)