MES Turki Bahas Wakaf Era Kesultanan Ottoman dan Relevansinya di Era Modern

MES Turki menggelar webinar internasional seputar wakaf era Kesultanan Ottoman. (MES Turki)

MES Turki Bahas Wakaf Era Kesultanan Ottoman dan Relevansinya di Era Modern

Willy Haryono • 12 March 2025 07:11

Ankara: Pengurus Wilayah Khusus Masyarakat Ekonomi Syariah Turki (PWK MES Turki) sukses menggelar event perdana di Bulan Ramadan dalam bentuk seminar internasional secara daring dengan judul “Peran Wakaf dalam Membangun Peradaban yang Luhur.” Webinar tersebut membahas mengenai Ottoman Waqf dengan tujuan memperdalam pemahaman mengenai sistem perwakafan di era Kesultanan Utsmaniyah dan relevansinya dalam dunia modern.

Webinar kali ini menghadirkan sejumlah pakar dan akademisi, termasuk Prof. Raditya Sukmana (Professor Ekonomi Islam Universitas Airlangga) dan Dr. Aam Slamet Rusydiana (Dosen Sakarya University). Diskusi membahas bagaimana sistem wakaf di era Ottoman berkembang menjadi salah satu pilar ekonomi dan sosial yang menopang kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang sifatnya berkelanjutan. 

“Kegiatan ini merupakan salah satu inisiatif dari kepengurusan baru berkolaborasi dengan komunitas Waqf Talk di Turki untuk menghidupkan kembali semangat wakaf di kehidupan modern,” kata Ketua Umum PWK MES Turki, Dyah Sisca Putri Prasmesti, dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Rabu, 12 Maret 2025.

“Acara ini juga merupakan salah satu upaya untuk mengenal lebih jauh mengenai sistem wakaf yang berkembang pesat pada masa kekaisaran Ottoman,” sambungnya.
 
Dalam pidato beberapa waktu lalu di acara milad Muhamadiyah ke 112, Presiden Prabowo Subianto mengaku pernah belajar tentang peradaban sukses yang disebut kekaisaran Ottoman. Presiden mengutip perkataan terkenal dari Kaisar Ottoman tersebut, “bahwa tidak ada negara yang berhasil tanpa pemerintah yang bersih, tidak ada kemakmuran tanpa keadilan, tidak ada negara yang berhasil kalau rakyatnya tidak bahagia dan sejahtera. Tidak ada negara yang berhasil tanpa pemerintah yang bersih.”

“Kekuatan Kesultanan Ottoman masa itu sudah barang tentu ditopang sistem ekonomi yang mengacu pada syariah islam, sehingga Ottoman dapat bertahan lebih dari hampir 700 tahun,” ungkap Dyah.

Indonesia Emas 2045

Perwakilan Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, mengaku sangat mengapresiasi serta mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Ekonomi Syariah, khususnya Pengurus Wilayah Khusus Turki karena telah menyelenggarakan kegiatan seminar dengan harapan dapat menambah wawasan dan memunculkan ide-ide baru mengenai ekonomi syariah.

Kegiatan seminar ini dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari akademisi, mahasiswa, dan pegiat ekonomi syariah dari berbagai negara. Mereka mengapresiasi MES Turki dalam kegiatan ini, yang dianggap sebagai langkah penting dalam meningkatkan literasi wakaf secara global. 

Para peserta webinar berharap MES Turki di bawah kepemimpinan Dyah bisa lebih berkembang pesat. Selain kepengurusan MES Turki yang bergerak sangat kompak, jiwa militan para mahasiswa Indonesia yang belajar di Turki saat ini juga menjadi pemicu semangat baru dalam mendorong Indonesia menuju Indonesia Emas tahun 2045. 

Selain menjabat sebagai Ketua Umum PWK MES Turki, Dyah juga sedang menempuh studi program doktoral S3 Bisnis Administrasi dengan fokus Akuntansi dan Keuangan di negara dua benua tersebut.

Baca juga: Kemenag dan BRIN Kaji Ulang Undang-Undang Wakaf

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)