CIO BPI Danantara Pandu Sjahrir dalam Forum 1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth. Foto: Metrotvnews.com/Duta.
Husen Miftahudin • 16 October 2025 10:31
Jakarta: Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membeberkan alasan di balik banyaknya orang asing menjadi petinggi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk di Danantara itu sendiri.
Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara Pandu Sjahrir mengatakan, salah satu alasannya adalah untuk mewujudkan perusahaan negara berani bertarung di 'ring tinju' kelas dunia. Jika berdaya saing, bukan tak mungkin perusahaan-perusahaan BUMN akan menjadi institusi kelas dunia.
"Memang terjemahannya (banyaknya orang asing di Danantara dan BUMN) macam-macam. Buat saya pribadi, saya sebut sebagai human capital bank atau bank Sumber Daya Manusia (SDM). Kita mencari yang terbaik," jelas Pandu dalam forum bertajuk "1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth" di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
Sebagai badan yang mengelola BUMN sebagai aset utama, Danantara dituntut untuk bisa mengelola
dividen yang dihasilkan. "Selain itu, bisa membawa perusahaan-perusahaan di BUMN menjadi
world class," tegas dia.
Sebagai contoh, ungkap Pandu, Bank Mandiri dan BNI yang dianggap besar di Indonesia. Namun jika dibandingkan dengan DBS, kapitalisasi pasar Bank Mandiri dan BNI tidak ada apa-apanya.
Gedung BUMN. Foto: Dok. BUMN.
"
Market cap Bank Mandiri dan BNU kalau digabung pun tidak sampai setengahnya DBS Singapura. DBS Singapura yang warganya hanya enam juta, tapi total
market cap-nya bisa mencapai USD110 miliar," tutur dia.
Karena hal itu, menjadi keinginan
Presiden Prabowo Subianto untuk memperbesar kapasitas perusahaan BUMN untuk menjadi kelas dunia. Dengan begitu, harapannya, bisa membawa perekonomian Indonesia tumbuh menjadi delapan persen.
"Jadi ini keinginan Pak Presiden kita bisa mencapai delapan persen. Anda akan berubah bukan lagi menjadi negara 15 terbesar ekonomi dunia, anda akan menjadi negara ekonomi terbesar nomor 7. Untuk itu perusahaan-perusahaan yang di BUMN harus bisa mencapai level itu," tegas Pandu.
Lebih lanjut Pandu menjelaskan, keberadaan orang asing di petinggi Danantara dan BUMN merupakan langkah awal untuk menjadikan perusahaan pelat merah berani bertarung di kelas dunia.
"Memang dari sisi Danantara ini kita ingin membawa paradigma baru, bukan lagi hanya melihat ke dalam, tap harus melihat ke luar. Karena itu, selama delapan bulan pertama ini, kita pembentukan SDM," papar Pandu.