Pemenang Nobel Perdamaian: Kondisi Anak di Gaza Mirip saat Bom Atom Hantam Jepang

Logo organisasi Nihon Hidankyo. (Andaolu Agency)

Pemenang Nobel Perdamaian: Kondisi Anak di Gaza Mirip saat Bom Atom Hantam Jepang

Marcheilla Ariesta • 12 October 2024 15:22

Tokyo: Situasi anak-anak di Jalur Gaza mirip dengan Jepang, setelah bom nuklir menghantam pada akhir Perang Dunia II. Hal ini disampaikan Toshiyuki Mimaki, salah satu ketua Nihon Hidankyo, kelompok pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang terdiri dari para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki.

“Di Gaza, anak-anak yang berdarah-darah digendong (oleh orang tua mereka). Ini seperti di Jepang 80 tahun lalu,” kata Mimaki dalam sebuah konferensi pers di Tokyo, dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu, 12 Oktober 2024.

Ia mengatakan, anak-anak di Hiroshima dan Nagasaki kehilangan ayah mereka dalam perang dan ibu mereka dalam pengeboman. Mereka menjadi yatim piatu.

“Orang-orang menginginkan perdamaian. Namun, para politisi bersikeras mengobarkan perang, dengan mengatakan, 'Kami tidak akan berhenti sampai kami menang.' Saya pikir ini berlaku untuk Rusia dan Israel, dan saya selalu bertanya-tanya apakah kekuatan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak dapat menghentikannya,” kata Mimaki.

Ia juga memperingatkan bahwa senjata nuklir tidak membawa perdamaian. “Telah dikatakan bahwa karena senjata nuklir, dunia menjaga perdamaian. Namun, senjata nuklir dapat digunakan oleh teroris,” katanya.

“Jika Rusia menggunakannya untuk melawan Ukraina, atau Israel untuk melawan Gaza, itu tidak akan berhenti di situ,” sambungnya.

Mimaki berusia 3 tahun ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, menewaskan 140.000 korban.

Tiga hari kemudian, bom lain menghantam Nagasaki, menewaskan 70.000 korban lainnya. Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, mengakhiri Perang Dunia II.

Hadiah Nobel Perdamaian untuk 2024 ini diberikan kepada Nihon Hidankyo, sebuah gerakan akar rumput yang mewakili para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945, yang dikenal sebagai Hibakusha.

Nihon Hidankyo, yang didirikan pada 1956, telah menjadi suara bagi para penyintas bom atom, memberikan kesaksian tentang kengerian perang nuklir dan mengadvokasi penghapusan total senjata nuklir.

Baca juga:
Menlu Retno Tegaskan Komitmen Kuat Indonesia Jaga Dunia dari Senjata Nuklir

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)