Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas. (AP / Richard Drew)
Willy Haryono • 10 December 2023 12:31
Ramallah: Mahmoud Abbas, Presiden Otoritas Palestina, melontarkan kecaman keras terhadap Amerika Serikat yang memakai hak veto dalam memblokir resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Abbas menyebut penggunaan veto tersebut sebagai sesuatu yang "tidak bermoral" dan meminta pertanggungjawaban Washington atas pertumpahan darah anak-anak dan perempuan Palestina. Ia juga menuduh AS telah menjadi kaki tangan Israel dalam kejahatan genosida di Gaza.
Kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan bahwa "Presiden Abbas mengutuk penggunaan hak veto AS di Dewan Keamanan, dan menyebutnya sebagai langkah agresif dan tidak bermoral, sebuah pelanggaran terang-terangan terhadap semua nilai dan prinsip kemanusiaan."
Melansir dari Anadolu Agency, Sabtu, 9 Desember 2023, Presiden Abbas juga meminta AS "bertanggung jawab atas pertumpahan darah anak-anak, wanita, dan orang tua Palestina di Gaza di tangan pasukan pendudukan, dan menghubungkan hal ini dengan dukungan AS yang memalukan terhadap pendudukan dan agresi brutal Israel terhadap rakyat Palestina."
Ia menggarisbawahi bahwa "Palestina akan mengambil sikap tegas terhadap semua tindakan ini, dengan menegaskan bahwa kebijakan AS telah menjadikannya sebagai kaki tangan dalam kejahatan genosida, pembersihan etnis, dan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem," lapor Wafa.
Jumat lalu, AS memveto resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata segera untuk menghentikan pertumpahan darah di Jalur Gaza di tengah terus meningkatnya jumlah korban jiwa.
Teks resolusi tersebut, yang disponsori bersama hampir 100 negara anggota PBB, mendapat dukungan dari 13 anggota DK PBB. Inggris, yang juga merupakan anggota tetap dewan dengan hak veto, memilih abstain.