Ilustrasi--Dampak gempa di Sumedang, Jawa Barat. (MGN/Husni Nursyaf)
Media Indonesia • 15 August 2024 17:32
Jakarta: Diskusi mengenai potensi gempa besar di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut bukanlah hal baru. Sejak lama, bahkan sebelum Gempa dan Tsunami Aceh 2004, para ahli sudah menyoroti kawasan ini sebagai wilayah yang berpotensi mengalami gempa besar.
Namun, munculnya kembali pembahasan ini tidak berarti gempa besar akan segera terjadi.
"Kami hanya ingin mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai potensi yang harus kita waspadai," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Kamis, 15 Agustus 2024.
"Zona ini dianggap sebagai seismic gap, wilayah yang telah lama tidak mengalami gempa besar, dan bisa melepaskan energi besar sewaktu-waktu," tambahnya.
Seismic gap Selat Sunda terakhir kali mengalami gempa besar pada 1757, atau 267 tahun yang lalu, sementara Mentawai-Siberut pada 1797, atau 227 tahun yang lalu. Bandingkan dengan seismic gap Tunjaman Nankai di Jepang, yang terakhir kali mengalami gempa besar pada 1946, atau 78 tahun yang lalu.
Baca juga: Ancaman Megathrust, Mayoritas Bangunan di DIY Belum Aman dari Gempa |
Baca juga: Pemerintah Daerah Dinilai Perlu Pegang Data Detail Potensi Bencana |