Permintaan Migas hingga Batu Bara Dunia Capai Puncaknya di 2030

Ilustrasi eksplorasi minyak mentah dunia - - Foto: dok AP

Permintaan Migas hingga Batu Bara Dunia Capai Puncaknya di 2030

Ferdian Ananda • 24 October 2023 15:37

Jakarta: Badan Energi Internasional (IEA)) menyatakan permintaan bahan bakar fosil dunia terus tumbuh selama satu dekade ke depan hingga mencapai puncaknya pada 2030. Hal ini karena semakin banyak mobil listrik yang mengaspal di jalanan dan ekonomi Tiongkok tumbuh lebih lambat serta bergeser ke investasi penyediaan energi bersih.

Laporan dari IEA, yang memberikan saran kepada negara-negara industri, kontras dengan pandangan kelompok produsen minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang melihat permintaan minyak akan terus meningkat setelah 2030 dan menyerukan triliunan investasi baru di sektor minyak.

Dalam laporan tahunan World Energy Outlook, IEA mengatakan puncak-puncak permintaan minyak, gas alam, dan batu bara terlihat pada dekade ini dalam skenario yang didasarkan pada kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini dan merupakan pertama kalinya hal ini terjadi.

"Transisi menuju energi bersih sedang terjadi di seluruh dunia dan tidak dapat dibendung. Ini bukan masalah 'jika', ini hanya masalah 'seberapa cepat' dan lebih cepat lebih baik untuk kita semua," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam laporan tersebut, dikutip Selasa, 24 Oktober 2023.

"Pemerintah, perusahaan, dan investor harus mendukung transisi energi bersih dan bukan menghambatnya," tambah dia menerangkan.

Namun, IEA juga menjelaskan pada saat ini, permintaan bahan bakar fosil akan tetap terlalu tinggi dalam mencapai tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global rata-rata 1,5 derajat celsius.

"Hal ini tidak hanya berisiko memperburuk dampak iklim setelah tahun panas yang memecahkan rekor, tetapi juga merusak keamanan sistem energi, yang dibangun untuk dunia yang lebih sejuk dengan lebih sedikit kejadian cuaca ekstrem," tulis IEA.

Baca juga: Investor Masih Khawatir Krisis Timur Tengah, Harga Minyak Rebound
 

Perubahan peran Tiongkok


Pada 2030, IEA memperkirakan akan ada hampir 10 kali lebih banyak mobil listrik di jalan raya di seluruh dunia, dan IEA menyebutkan kebijakan yang mendukung energi bersih di pasar-pasar utama akan membebani permintaan bahan bakar fosil di masa depan.

Sebagai contoh, IEA sekarang memperkirakan 50 persen dari pendaftaran mobil baru di AS akan menggunakan mobil listrik pada 2030, naik dari 12 persen pada perkiraan dua tahun lalu, sebagian besar sebagai hasil dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS.

IEA juga melihat peran Tiongkok sebagai sumber utama pertumbuhan permintaan energi mengalami perubahan.

Meskipun Tiongkok dalam dekade terakhir menyumbang hampir dua pertiga dari peningkatan penggunaan minyak global, momentum di balik pertumbuhan ekonominya mulai surut dan negara ini merupakan pembangkit energi bersih, seperti disebutkan dalam laporan itu, dan lebih dari separuh penjualan kendaraan listrik global pada 2022 terjadi di Tiongkok.

IEA mengatakan kunci dari transisi yang teratur adalah dengan meningkatkan investasi di semua aspek sistem energi bersih, bukan pada bahan bakar fosil.

"Berakhirnya era pertumbuhan bahan bakar fosil tidak berarti berakhirnya investasi bahan bakar fosil, tetapi hal ini melemahkan alasan untuk setiap peningkatan pengeluaran," kata laporan IEA.

Sebuah laporan OPEC awal bulan ini juga menyebut seruan untuk menghentikan investasi di proyek-proyek minyak baru 'salah arah' dan dapat menyebabkan kekacauan energi serta ekonomi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)