ilustrasi medcom.id
Media Indonesia • 28 November 2023 11:10
Pati: Tanggul sungai jebol, tiga desa di Kabupaten Pati kembali dilanda banjir bandang hingga mengakibatkan ratusan rumah warga terendam. Akibatnya, jalan desa tidak
dapat dilintasi karena tertutup lumpur dan bebatuan.
Ratusan warga bersama petugas gabungan dari BPBD, Dinas Sosial, TNI-Polri, Pemerintah Kecamatan, Desa dan relawan hingga kini masih melakukan pembersihan lumpur dan bebatuan menutup Desa Angkatan Lor, Desa Angkatan Kidul dan Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati yang dilanda banjir bandang.
Banjir bandang terjadi pada Senin malam, 27 November cukup mengejutkan warga sekitar, selain air ketub dan lumpur dengan cepat merendam ketiga desa itu,
juga membuat panik karena tidak dapat mengungsi.
"Banjir sangat cepat, kami hanya bisa bertahan hingga surut beberapa jam kemudian," ujar Sarwan,45, warga Desa Angkatan Lor, Kecamatan Tambakromo, Pati.
Hal serupa juga diungkapkan Rahmat, 38, warga Desa Sinomwidodo di kecamatan yang sama, banjir di desanya datang lebih awal dari dua desa lainnya, namun dampaknya tidak hanya puluhan rumah terendam air dan lumpur tetapi juga jalan desa tidak dapat diakses karena tertutup lumpur, tanah dan bebatuan.
Camat Tambakromo Mirza Nur Hidayat mengatakan banjir terjadi di tiga desa di wilayahnya terjadi karena intensitas hujan yang tinggi sejak sore menguyur kawasan Pegunungan Kendeng, kondisi ini diperparah dengan jebolnya tanggul sungai di dua titik sepanjang empat dan lima meter hingga air bah meluap ke desa itu.
"Berdasarkan data inventarisasi dampak banjir, lanjut Mirza Nur Hidayat, sebanyak 210 rumah di Desa Angkatan Lor dan 25 rumah di Desa Angkatan Kidul terdampak serta akses jalan di Desa Sinomwidodo tertutup lumpur, tanah dan bebatuan.
"Petugas gabungan masih melakukan pembersihan desa dan berupaya menambal tanggul jebol itu," imbuhnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetyo mengatakan selain akibat intensitas hujan yang tinggi, penyebab banjir bandang di desa itu karena adanya tanggul jebol, meskipun hingga kini belum ada warga diungsikan namun aktivitas terganggu.
"Kita langsung turunkan petugas ke lokasi bencana untuk membantu warga terdampak, hingga pagi ini petugas masih berusaha lakukan pembersihan lumpur, bebatuan sisa banjir," ujar Martinus Budi Prasetyo.
Selain. Itu karena intensitas hujan masih tinggi dan diperkirakan akan mencapai puncak pada Januari-Februari mendatang, ungkap Martinus, diminta kepada warga baik di lereng maupun bawah pegunungan Muria dan Kendeng untuk meningkatkan kewaspadaan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang.