Macron Tunjuk Barnier sebagai PM Prancis, Ribuan Warga Prancis Marah

Presiden Prancis Emmanuel Macron. (EPA)

Macron Tunjuk Barnier sebagai PM Prancis, Ribuan Warga Prancis Marah

Willy Haryono • 8 September 2024 10:18

Paris: Ribuan orang turun ke jalan di seantero Prancis dalam memprotes keputusan Presiden Emmanuel Macron yang mengangkat politikus kanan-tengah Michel Barnier sebagai perdana menteri. Sejumlah partai sayap kiri menuduh Macron telah mencuri pemilu legislatif Prancis.

Keputusan Macron menunjuk negosiator Brexit Uni Eropa dan konservatif berusia 73 tahun itu terjadi pada Kamis lalu, mengakhiri pencarian selama dua bulan setelah keputusannya yang tidak menguntungkan untuk mengadakan pemilu legislatif yang menghasilkan parlemen tak seimbang yang terbagi dalam tiga blok.

Dalam wawancara pertama sebagai kepala pemerintahan, Barnier mengatakan pada Jumat malam bahwa pemerintahannya, yang tidak memiliki mayoritas yang jelas, akan mencakup kaum konservatif, anggota kubu Macron dan ia berharap, beberapa dari kubu kiri.

Melansir dari The New Daily, Minggu, 8 September 2024, Barnier menghadapi tugas berat untuk mencoba mendorong reformasi dan anggaran 2025 karena Prancis berada di bawah tekanan dari Komisi Eropa dan pasar obligasi untuk mengurangi defisitnya.

Kubu kiri, yang dipimpin partai sayap kiri jauh France Unbowed (LFI), menuduh Macron mengingkari demokrasi dan mencuri hasil pemilu setelah presiden menolak memilih kandidat dari aliansi New Popular Front (NFP) yang berada di posisi teratas dalam pemungutan suara di bulan Juli.

Pimpinan jajak pendapat Elabe menerbitkan survei pada hari Jumat yang menunjukkan 74 persen warga Prancis menganggap Macron telah mengabaikan hasil pemilu, dengan 55 persen meyakini ia telah mencuri hasil pemilu.

Menanggapi penunjukan Barnier, yang partai berhaluan kanan-tengahnya Les Republicains hanya merupakan blok kelima di parlemen dengan kurang dari 50 anggota, para pemimpin partai sayap kiri, serikat pekerja, dan badan mahasiswa menyerukan protes massal pada hari Sabtu menjelang aksi baru, termasuk kemungkinan aksi mogok pada 1 Oktober.

France Unbowed mengatakan 130 aksi protes akan berlangsung di seluruh Prancis.

Barnier melanjutkan konsultasi di hari Sabtu saat ia berupaya membentuk pemerintahan, pekerjaan yang sulit mengingat ia menghadapi potensi mosi tidak percaya, dengan rancangan anggaran mendesak untuk tahun 2025 yang akan dibahas di parlemen pada awal Oktober.

NFP dan National Rally yang berhaluan kanan jauh bersama-sama memiliki mayoritas dan dapat menggulingkan perdana menteri melalui mosi tidak percaya jika mereka memutuskan untuk bekerja sama.

Baca juga:  Macron Tuai Kontroversi Usai Menolak Memilih Perdana Menteri Sayap Kiri

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)