Fachri Audhia Hafiez • 12 December 2024 19:45
Jakarta: Dualisme kepengurusan Palang Merah Indonesia (PMI), menuai kritik dari elite Partai Golkar. Polemik antarkader Golkar itu disayangkan.
"Apakah itu contoh yang baik? Menurut kami itu adalah contoh yang tidak baik, yang tidak boleh kita contoh. Karena itu tidak mencerminkan nilai-nilai Partai Golkar," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham di Sentul City International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 12 Desember 2024.
Mestinya, kata dia, senior Golkar memberikan contoh ke generasi saat ini. Mulai dari nilai solidaritas sosial, kebersamaan, distribusi posisi, dan distribusi pesan.
"Catatan kami sebagai generasi berikutnya adalah berikanlah contoh yang baik kepada generasi ini, berikan contoh yang baik," ujar Idrus.
Eks Menteri Sosial (Mensos) itu menambahkan bahwa mestinya sesama kader Golkar tak perlu saling berseteru. Kubu Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), maupun Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono yang saling berseteru mestinya dapat berbicara secara baik-baik.
"Kalau sesama kader Partai Golkar, dari awal bicara lah dengan baik, jangan terjadi seperti itu, apalagi terjadi tuntut menuntut sampai kepada hukum," ucap Idrus.
Jusuf Kalla dan Agung Laksono sejatinya merupakan tokoh senior partai berlambang pohon beringin itu. Namun, saat ini berseteru.
Sebelumnya, Agung Laksono terpilih menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) periode 2024-2029 melalui Musyawarah Nasional (Munas) tandingan yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Munas ini tandingan dari Munas yang menetapkan Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum PMI.
Sementara, Munas ke-XXII PMI 2024 secara resmi kembali menetapkan Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum PMI untuk periode 2024-2029. Keputusan secara aklamasi ini disahkan pada Pleno 3.
Keputusan ini disampaikan oleh Ketua Sidang Pleno Kedua, Adang Rocjana, yang juga menjabat sebagai Ketua PMI Jawa Barat.
Streaming