Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan kenaikan suku bunga bank sentral sama sekali tidak berdampak baik bagi perekonomian.
Pemerintahan Srettha, seorang taipan real estate yang mulai menjabat pada Agustus, berupaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara melalui stimulus dan belanja konsumen. Sementara Thailand tertinggal dari negara-negara lain di kawasan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,4 persen pada 2023.
"Bank of Thailand telah menaikkan suku bunga meskipun inflasi negatif selama beberapa bulan berturut-turut, yang sama sekali tidak baik bagi perekonomian dan juga berdampak pada masyarakat berpenghasilan rendah dan UKM,” kata dia dikutip dari
Channel News Asia, Senin, 8 Januari 2024.
Bank sentral mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah sebesar 2,5 persen pada bulan setelah menaikan sebesar 200 basis poin sejak Agustus tahun lalu untuk mengendalikan inflasi. Selanjutnya mereka akan meninjau kebijakan tersebut pada 7 Februari.
Inflasi umum mencapai minus 0,83 persen pada Desember, menjadikannya bulan kedelapan berturut-turut yang berada di luar target bank sentral sebesar satu persen hingga tiga persen. Srettha berharap bank sentral akan membantu menjaga masyarakat dengan tidak menaikkan suku bunga ke arah yang berlawanan dengan inflasi.