Guru Dituntut seperti Google, Jawab dengan Kreatif dan Inspiratif

Ilustrasi. Foto: Shutterstock.

Guru Dituntut seperti Google, Jawab dengan Kreatif dan Inspiratif

Husen Miftahudin • 26 February 2024 16:03

Solok: Aktivitas belajar mengajar di sekolah pada era digital tumbuh semakin cepat. Guru dan siswa kini belajar dengan pola e-learning, yang membuat siswa bisa mendapatkan literasi pelajaran tanpa batas. Pemanfaatan teknologi digital (internet) dalam proses belajar pun menjadi semakin tak terelakkan.
 
"Guru mesti menyesuaikan diri dengan kecepatan belajar. Ibarat Google di dalam kelas, guru mesti siap ditanyai siswa tentang hal apa saja. Lalu, jawab dengan kreatif dan inspiratif. Guru harus banyak tahu dan belajar dinamika aplikasi belajar yang berkembang pesat," kata Owner Hermana Footwear Anggraini Hermana dalam webinar literasi digital yang dihelat Kemenkominfo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat di Kabupaten Solok, Senin, 26 Februari 2024.
 
Lebih jauh, guru juga harus kreatif mengolah pelajaran yang diasuhnya menjadi pelajaran menarik. Bikin pelajaran menjadi game menarik, atau implementasikan zoom dan virtual reality.
 
"Bikin kelas menjadi ruang belajar yang hidup dan tidak bikin siswa mengantuk. Ajak siswa belajar di kelas modern," ujar Anggraini di hadapan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi virtual ini.
 
Sementara dosen sekaligus pendamping UMKM Toto Sudibyo menjelaskan dari perspektif keamanan digital. Ia mengatakan, yang berbahaya dan mesti dicermati dalam proses pemilihan aplikasi yang beragam, yakni siswa dan kaum pembelajar mesti berhati-hati dan selalu waspada saat berinteraksi di ruang digital.
 
Menurut dia, siswa berisiko terpapar aplikasi yang mengganggu masa depan, seperti gim judi atau judi online hingga pornografi yang sengaja dibikin menarik siswa untuk mencanduinya.
 
"Di sini guru mesti cermat mengarahkan pilihan akses siswa saat berinteraksi dengan materi yang boleh diakses. Ajak siswa memilah dengan bijak. Di sekolah guru berperan penting, selain orang tua yang berperan mendampingi saat belajar di rumah," pesan Toto.

Baca juga: Polri Upayakan Samsat Digital Hadir di Seluruh Indonesia
 

Hati-hati akses aplikasi belajar

 
Senada, dosen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Arief Budiman mengajak siswa peserta webinar untuk berhati-hati mengakses beragam aplikasi belajar, baik saat di kelas maupun di rumah.
 
Jadikan guru dan orangtua tempat bertanya, sebelum mengakses aplikasi yang dirasa mencurigakan. Misalnya, meminta data pribadi sebagai syarat sebelum bisa klik link mereka.
 
"Itu biasanya jebakan penjahat digital. Makanya, biasakan ganti password secara berkala. Buat dengan kode unik. Padukan angka, huruf, dan gambar emoticon yang khusus. Agak ribet, tapi aman buat akun pribadi kalian," tutur Arief.
 
Kecakapan digital menjadi penting, karena menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221, 5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
 
Mengutip survei yang dirilis APJII, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Dibandingkan dengan periode sebelumnya, ada peningkatan 1,4 persen.
 
Terhitung sejak 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)