34 Juta Data Paspor Bocor, Imigrasi Dinilai Tak Ikuti Standar Pengelolaan Data

Ilustrasi. Medcom

34 Juta Data Paspor Bocor, Imigrasi Dinilai Tak Ikuti Standar Pengelolaan Data

Media Indonesia • 7 July 2023 23:45

Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dinilai tidak mengikuti standar sistem manajemen keamanan informasi yang baik. Hal itu terbukti dengan bocornya data 34 juta pemegang paspor Indonesia yang dilakukan peretas Bjorka.

Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan data yang bocor mengandung informasi yang hanya dimiliki Ditjen Imigrasi, seperti nomor paspor dan Nomor Induk Keimigrasian atau NIKIM. Menurut dia, NIKIM merupakan identitas digital yang akan digunakan untuk pengamanan paspor elektronik.

"NIKIM ini kemungkinan seperti chip yang terkandung pada KTP-el," ujar Alfons kepada Media Indonesia, Jumat, 7 Juli 2023.

Data pada NIKIM hanya dapat dibaca oleh pembaca khusus atau NIKIM reader. Alfons menyebut fungsi chip itu untuk mengidentifikasi paspor palsu. Hal itu dimungkinkan karena alat pembaca NIKIM menggunakan enkripsi khusus.

Kendati demikian, enkripsi NIKIM tidak dapat menolong jika terjadi kebocoran data. Sehingga, data paspor yang bocor tetap akan beredar di dunia maya.

"Sesuai dengan hukum kebocoran data, once it is in the internet, it's there forever. Itu yang perlu diingat," kata Alfons.

Dia mendorong Ditjen Imigrasi membenahi pengelolaan data. Di samping itu, investigasi pascakebocoran 34 juta paspor WNI juga perlu dilakukan. Dalam hal ini, Ditjen Imigrasi didorong meminta bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Sebenarnya kalau mengikuti standar pengelolaan data yang baik, seperti ISO 27001 atau ISO 27701, maka sumber kebocoran data ini bisa diidentifikasi dengan sangat mudah," ujar dia.

Di samping itu, perbaikan sistem keamanan pada Ditjen Imigrasi penting mengingat instansi tersebut juga mengelola data wisatawan mancanegara atau wisman. Alfons mengingatkan nama baik Indonesia dan industri pariwisata nasional dipertaruhkan jika terjadi kebocoran data wisman.

"Karena data pribadi negara lain yang dilindungi dengan baik di negaranya tahu-tahu bocor di Indonesia. Akan bikin malu negara kita dan wisatawan akan sangat merasa terganggu," ujar dia.

(Tri Subarkah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)