Walau Hampir Dikudeta, Putin Ucapkan Terima Kasih ke Wagner

Presiden Rusia Vladimir Putin berterima kasih kepada Wagner. (AFP)

Walau Hampir Dikudeta, Putin Ucapkan Terima Kasih ke Wagner

Marcheilla Ariesta • 27 June 2023 07:18

Moskow: Dalam pidato singkatnya kepada rakyat Rusia, Presiden Vladimir Putin mengatakan, penyelenggara 'konvoi kudeta' di Moskow akan dibawa ke pengadilan. Ia bahkan menggambarkan sekutu lamanya, bos Wagner Yevgeny Prigozhin sebagai penikam Rusia dari belakang.

Putin dinilai menggunakan pidato tersebut sebagai upaya untuk menegaskan kembali otoritasnya, dan menghancurkan pandangan umum bahwa tanggapannya terhadap pemberontakan Wagner lemah. 

Nada bicaranya dalam pidato singkat itu, terekam sangat marah, bibirnya melengkung.

Menurut Putin, mereka yang mengorganisir pemberontakan telah mengkhianati negara dan rakyatnya. Mereka, kata Putin, melakukan pekerjaan semua musuh Rusia dengan mencoba menyeretnya ke dalam pertumpahan darah dan perpecahan.

Dia juga menuduh Barat menginginkan Rusia untuk "membunuh satu sama lain". Namun Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, negara dan sekutunya tidak terlibat dalam pemberontakan yang dibatalkan Wagner.

Putin berpendapat bahwa manajemen krisisnya sendiri telah mencegah bencana. Tapi bukan itu yang dilihat banyak orang Rusia selama akhir pekan dan sulit untuk berpikir mereka akan diyakinkan oleh penampilan ini.

Berterima Kasih ke Wagner

Meski demikian, di pidatonya Putin juga mengatakan akan menepati janjinya untuk mengizinkan pasukan Wagner untuk berangkat ke Belarusia.

"Saya berterima kasih kepada para prajurit dan komandan Grup Wagner yang membuat satu-satunya keputusan yang tepat, dengan tidak melakukan pertumpahan darah saudara, mereka berhenti di baris terakhir," katanya, dikutip dari BBC, Selasa, 27 Juli 2023.

"Hari ini, Anda memiliki kesempatan untuk melanjutkan layanan Anda untuk Rusia dengan menandatangani kontrak dengan (Kementerian Pertahanan) atau struktur militer dan penegakan hukum lainnya, atau untuk kembali ke keluarga Anda dan orang-orang terdekat," lanjutnya.

"Mereka yang mau bisa berangkat ke Belarusia. Janji yang saya berikan, akan dipenuhi," tegas Putin.

Putin mengatakan, langkah-langkah diambil untuk menghindari banyak pertumpahan darah di awal pemberontakan. Menurutnya, penyelenggara pemberontakan menyadari bahwa tindakan mereka adalah kriminal.

Dia juga memuji persatuan masyarakat Rusia dan berterima kasih kepada pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko, yang dikatakan telah menengahi kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan, atas upayanya menyelesaikan situasi secara damai.

Pembicaraan presiden tentang sebuah negara yang bersatu di belakangnya sangat kontras dengan gambar Sabtu lalu dari kota selatan Rostov. Terlihat kelompok Wagner telah mengambil kendali dan penduduk setempat bertepuk tangan kepada para pejuang di jalanan, memeluk mereka dan berpose untuk selfie.

Hal inilah yang menjadi kemungkinan alasan Putin menawarkan jalan keluar kepada anggota Wagner, dengan mengatakan bahwa mereka telah ditipu dan digunakan.

Pemberontakan minggu lalu terjadi setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan antara Wagner dan pimpinan militer Rusia.

Pertikaian memuncak pada Jumat malam ketika tentara bayaran Wagner melintasi perbatasan dari kamp lapangan mereka di Ukraina dan memasuki kota selatan Rostov-on-Don.

Mereka kemudian dilaporkan mengambil alih komando militer regional sementara konvoi kendaraan militer bergerak ke utara menuju Moskow. Prigozhin mengklaim "pawai keadilan" mengungkapkan "masalah serius dengan keamanan di seluruh negeri".

Dia juga menyebutkan peran yang dimainkan Lukashenko dalam menengahi pengaturan untuk mengakhiri pemberontakan, dengan mengatakan bahwa pemimpin tersebut telah menawarkan Wagner cara untuk tetap beroperasi di "yurisdiksi hukum".

Bos tentara bayaran itu mengakui konvoinya telah mengakibatkan kematian beberapa tentara Rusia, ketika tentara bayaran Wagner menembak jatuh helikopter penyerang.

Namun dia menambahkan, "tidak ada satu tentara pun yang tewas di lapangan".

"Kami minta maaf karena kami harus menyerang pesawat, tetapi mereka menyerang kami dengan bom dan misil," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)