Ilustrasi. FOTO: AP
Angga Bratadharma • 10 August 2023 16:11
Manila: Badan Statistik Filipina mengatakan pertumbuhan ekonomi Filipina melambat untuk kuartal ketiga berturut-turut pada periode April-Juni 2023 dibandingkan dengan tahun lalu. Pelemahan tersebut terjadi lantaran terseret oleh harga komoditas lebih tinggi serta belanja pemerintah dan konsumen yang lebih lambat.
Melansir The Business Times, Kamis, 10 Agustus 2023, Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal Juni naik 4,3 persen, kehilangan momentum lebih lanjut setelah kuartal sebelumnya tumbuh sebesar 6,4 persen. Pencapaian itu juga lebih lambat dari kuartal Desember sebesar 7,1 persen.
Pada basis kuartal-ke-kuartal, ekonomi berkontraksi 0,9 persen pada kuartal kedua, lebih lemah dari ekspansi 1,1 persen pada kuartal Maret dan meleset dari perkiraan pertumbuhan 0,5 persen para ekonom.
Menteri ekonomi negara itu mengatakan kinerja yang lebih lemah disebabkan oleh harga barang pertanian yang lebih tinggi yang menghalangi belanja konsumen, ditambah kontraksi belanja pemerintah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ketika pemilihan diadakan.
"Untuk kuartal kedua, ekspansi ekonomi yang moderat didorong oleh peningkatan belanja terkait pariwisata dan investasi komersial, tetapi diimbangi oleh harga komoditas yang tinggi, efek lambat dari kenaikan suku bunga, kontraksi belanja pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal kedua akan membebani tinjauan kebijakan bank sentral, yang akan bertemu pada 17 Agustus untuk memutuskan apakah akan melanjutkan menaikkan suku bunga atau memperpanjang jeda kenaikan suku bunga.
Para menteri mengatakan prospek inflasi yang membaik menjadi pertanda baik untuk pelonggaran suku bunga, dan pengeluaran pemerintah akan meningkat di kuartal mendatang serta mereka bertujuan untuk memastikan stabilitas harga secara keseluruhan di tengah risiko yang meningkat.