Wapres William Lai Tegaskan Nama Taiwan Tidak Akan Diubah

Wakil Presiden Taiwan William Lai melambaikan tangan ke media saat tiba di Paraguay, 14 Agustus 2023. (AP/Jorge Saenz)

Wapres William Lai Tegaskan Nama Taiwan Tidak Akan Diubah

Marcheilla Ariesta • 15 August 2023 17:06

Taipei: Kandidat utama untuk menjadi presiden baru Taiwan, William Lai mengatakan dirinya tidak berencana mengubah nama resmi pulau itu. Ia juga menegaskan kembali bahwa Taiwan tidak berada di bawah kendali Tiongkok.

Lai telah berulang kali mengatakan bahwa dirinya tidak berusaha mengubah status quo. Ia mengaku hanya menyatakan fakta bahwa Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut 'Republik Tiongkok.'

Selain itu, Lai juga menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan nasib dan masa depan mereka sendiri.

"Kita harus mematuhi kebenaran, bahwa Taiwan sudah menjadi negara berdaulat dan merdeka yang disebut Republik Tiongkok, dan ini bukan bagian dari Republik Rakyat Tiongkok," kata Lai kepada Bloomberg, Selasa, 15 Agustus 2023.

"Republik Tiongkok (ROC) dan Republik Rakyat Tiongkok (PRC) tidak tunduk satu sama lain. Tidak perlu mendeklarasikan kemerdekaan. ROC tidak tunduk pada PRC," tegasnya.

Pemerintah Republik Tiongkok melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan komunis Mao Zedong, yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.

"Nama saat ini, menurut konstitusi kami, adalah Republik Tiongkok," tegas Lai.

"Dan sehubungan dengan pemersatu masyarakat Taiwan, Presiden Tsai (Ing-wen) telah menggunakan istilah Republik Tiongkok untuk menggambarkan negara kita. Saya akan terus melakukannya di masa mendatang," tambah Lai.

"Sekali lagi, tidak ada rencana mengubah nama negara kita," tegas dia.

Pemilu Taiwan

Taiwan akan memilih presiden baru dalam pemilu di bulan Januari tahun depan. Presiden Tsai Ing-wen tidak dapat mencalonkan diri lagi setelah menjalani dua masa jabatan.

Tsai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Tiongkok, namun disebut Taipei selalu ditolak. Sementara Lai mengatakan, pintu dialog Taiwan selalu terbuka untuk Tiongkok selama ada "kesetaraan dan martabat."

"Kami tidak ingin menjadi musuh, kami bisa menjadi teman. Dan kami ingin melihat Tiongkok menikmati demokrasi dan kebebasan - sama seperti kami," katanya.

"Namun, sampai Tiongkok meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan, kami harus memperkuat kapasitas militer," sambung Lai.

Lai sendiri saat ini berada di Paraguay untuk pelantikan presiden baru negara tersebut. Paraguay adalah satu dari hanya 13 negara yang mempertahankan hubungan formal dengan Taiwan.

Dalam kunjungan ke Paraguay, Lai sempat melakukan transit di Amerika Serikat), suatu langkah yang membuat Beijing geram.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)