Bendera Iran berkibar di ibu kota Teheran. (AP)
Willy Haryono • 24 September 2023 21:36
Teheran: Pemerintah Iran mengaku telah berhasil menjinakkan 30 bom yang disebut-sebut hendak diledakkan secara bersamaan di ibu kota Teheran. Otoritas Iran juga mengaku telah menahan 28 "teroris" yang terkait dengan kelompok militan Islamic State (ISIS), lapor kantor berita Tasnim yang mengutip keterangan kementerian intelijen negara pada Minggu, 24 September 2023.
"Beberapa yang ditangkap adalah anggota ISIS, dan para pelaku (rencana pengeboman) memiliki riwayat terafiliasi kelompok (ekstremis) di Suriah, Afghanistan, Pakistan, dan Kurdistan Irak," ungkapnya.
Pihak kementerian juga mengatakan bahwa serangkaian serangan yang direncanakan itu bertujuan melemahkan keamanan nasional, agar Iran terlihat seperti negara yang tidak stabil.
Masih dari keterangan intelijen, rencana pengeboman dijadwalkan berlangsung di peringatan satu tahun protes anti-rezim pemerintah Iran yang dipicu kematian perempuan Kurdi bernama Mahsa Amini.
Mahsa Amini, seorang perempuan Kurdi Iran berusia 22 tahun, meninggal pada 16 September 2022, setelah dirinya ditangkap polisi moral di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat bagi wanita di negara tersebut. Kematiannya memicu aksi protes selama berbulan-bulan, yang dengan cepat meningkat menjadi seruan untuk menggulingkan Republik Islam Iran.
ISIS telah mengeklaim beberapa serangan di Iran, termasuk dua pengeboman mematikan pada 2017 yang menargetkan parlemen Iran dan makam pendiri Republik Islam, Ruhollah Khomeini.
Baru-baru ini, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap tempat suci Syiah pada Oktober lalu, yang menewaskan 15 orang di kota Shiraz.