Wapres Taiwan William Lai Tegaskan Tidak Takut terhadap Ancaman Tiongkok

Wapres Taiwan William Lai (kiri) dalam kunjungan ke New York, AS, 13 Agustus 2023. (AP/Taiwan Presidential Office)

Wapres Taiwan William Lai Tegaskan Tidak Takut terhadap Ancaman Tiongkok

Marcheilla Ariesta • 14 August 2023 12:17

Taipei: Taiwan tidak akan takut atau mundur dalam menghadapi ancaman otoriter dari Tiongkok. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Taiwan William Lai terkait persinggahannya ke Amerika Serikat (AS) yang mendapat kecaman keras dari Beijing.

Tiongkok telah mengutuk kunjungan Lai ke AS, walau itu hanya merupakan skema transit dari dan menuju Paraguay. Meski mengaku tidak takut, Lai juga menegaskan kembali kesediaannya untuk berbicara dengan Tiongkok. 

William Lai, kandidat terdepan untuk menjadi presiden berikutnya dalam pemilihan umum di bulan Januari mendatang, transit di AS dalam perjalanan menuju Paraguay untuk menghadiri acara pelantikan presiden baru. Dalam perjalanan pulang ke Taiwan, Lai juga kembali melakukan transit di AS.

Paraguay adalah satu dari hanya 13 negara yang mempertahankan hubungan formal dengan Taiwan.

Taiwan dan AS sama-sama mengatakan bahwa persinggahan Lai di San Francisco adalah hal rutin. Namun, Tiongkok mengecam hal tersebut dan menyebut Lai sebagai separatis "pembuat onar."

Kepada para pendukungnya di New York, Lai mengatakan bahwa "jika Taiwan aman, maka dunia juga aman."

"Jika Selat Taiwan damai, maka dunia damai," kata Lai menurut kantor kepresidenan Taiwan, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 14 Agustus 2023. 

"Betapa pun besarnya ancaman otoritarianisme terhadap Taiwan, kami sama sekali tidak akan takut atau gentar. Kami akan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan," katanya.

Separatisme Taiwan

Tiongkok sangat tidak menyukai Lai, yang menggambarkan dirinya sebagai "pekerja praktis untuk kemerdekaan Taiwan." Tiongkok menganggap sikap Lai merupakan bentuk separatisme, dan menegaskan bahwa Taiwan akan disatukan kembali dengan daratan utama Negeri Tirai Bambu suatu saat nanti -- dengan kekuatan jika memang diperlukan.

Lai, yang telah berjanji untuk menjaga perdamaian dan status quo, menegaskan kembali di New York bahwa atas dasar martabat dan kesetaraan, ia "sangat bersedia" untuk berbicara dengan Tiongkok dan mengupayakan perdamaian dan stabilitas. 

Tetapi Lai mengatakan, ia juga akan melindungi kedaulatan Taiwan, bahwa hanya rakyat Taiwan saja yang dapat memutuskan masa depan mereka. 

Baik Taipei dan Washington melihat persinggahan Lai di AS sebagai hal sederhana, bukan sesuatu yang luar biasa. Keduanya telah meminta Tiongkok untuk tidak mengambil tindakan provokatif apa pun sebagai tanggapan. 

Tetap saja, pejabat Taiwan mengatakan Tiongkok kemungkinan akan meluncurkan latihan militer pekan ini di dekat Taiwan, menggunakan persinggahan Lai di AS sebagai dalih untuk mengintimidasi pemilih Taiwan menjelang pemilu tahun depan dan membuat mereka "takut berperang."

Pidato Lai dihadiri Ingrid Larson, direktur pelaksana American Institute di Taiwan, sebuah organisasi nirlaba yang dikelola pemerintah AS yang melakukan hubungan tidak resmi dengan Taiwan. 

Tiongkok menganggap Taiwan sebagai masalah diplomatik paling penting, dan merupakan sumber gesekan terus-menerus antara Beijing dan Washington, yang merupakan pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting ke pulau demokratis tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)