Polisi merespons kerusuhan terkait kematian seorang remaja di sejumlah kota di Prancis. (EPA)
Willy Haryono • 1 July 2023 11:26
Paris: Pemerintah Prancis mengerahkan 45.000 polisi dan sejumlah kendaraan lapis baja di berbagai ruas jalan pada hari Sabtu, 1 Juli 2023, di saat kerusuhan mengguncang beberapa kota di hari keempat terkait penembakan fatal seorang remaja oleh aparat keamanan saat pemberhentian lalu lintas.
Sejumlah gedung dan kendaraan telah dibakar massa, dan deretan toko juga dijarah. Aksi kekerasan ini telah menjerumuskan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke dalam krisis kepemimpinan terparah parah sejak protes Rompi Kuning yang dimulai pada 2018.
Dikutip dari rnz.co.nz, kerusuhan telah berkobar secara nasional, termasuk di kota-kota seperti Marseille, Lyon, Toulouse, Strasbourg dan Lille serta Paris, kota di mana Nahel M., 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko, tewas ditembak polisi pada Selasa lalu di area Nanterre.
Kematiannya, terekam dalam video, telah memicu kembali keluhan lama dari komunitas perkotaan yang miskin seputar kekerasan polisi dan rasisme.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan pada Sabtu pagi bahwa 270 orang telah ditangkap pada Jumat malam, sehingga totalnya menjadi lebih dari 1.100 sejak kerusuhan dimulai.
Penangkapan pada Jumat malam meliputi 80 orang di Marseille, kota terbesar kedua di Prancis dan rumah bagi banyak warga keturunan Afrika Utara.
Rangkaian foto di media sosial menunjukkan sebuah ledakan mengguncang kawasan pelabuhan tua Marseille. Otoritas kota mengatakan mereka sedang menyelidiki penyebabnya, tetapi meyakini tidak ada korban jiwa.
Para perusuh di Marseille tengah menjarah sebuah toko senjata dan mencuri beberapa senapan berburu, tetapi tidak ada amunisi yang diambil. Satu orang yang telah ditangkap dengan senapan yang kemungkinan besar dijarah dari toko, kata polisi. Toko itu sekarang dijaga ketat polisi.