Batu Bara. Foto: MI.
Jakarta: Emiten batu bara, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatat laporan kinerja perusahaan kuartal pertama 2023 yang lebih baik dibandingkan periode yang sama pada 2022. Strategi diversifikasi dan kinerja operasional yang unggul meningkatkan pendapatan (revenue) sebesar USD409 juta atau setara Rp6,13 triliun, meningkat 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/YoY), didukung keberhasilan operasional di Indonesia dan Australia.
Capaian Delta Dunia Group juga didukung oleh angka volume overburden removal yang meningkat sembilan persen dari 123,5 juta bank cubic meter (bcm) di kuartal I-2022 menjadi sebesar 134,4 juta bcm di kuartal I-2023. Dari sisi operasional, produksi batu bara meningkat sebesar 21,5 juta ton metrik atau naik 18 persen dari 18,3 juta ton metrik di kuartal I-2022.
Laba setelah pajak atau ebitda perusahaan tumbuh sebesar enam persen YoY. Margin EBITDA keseluruhan menurun sebesar tiga persen YoY karena adanya penurunan margin sebesar dua persen di Indonesia, terutama akibat inflasi biaya. Oleh karena itu, laba operasional meningkat meskipun nilai depresiasi lebih tinggi dan terjadi peningkatan London Interbank Offered Rate (LIBOR) menyusul jumlah penagihan yang besar selama April dan Mei 2023, tingkat piutang perusahaan kembali normal.
Belanja modal (capex) untuk kuartal I-2023 lebih rendah 57 persen YoY menjadi USD22 juta karena selesainya proyek-proyek yang sedang berjalan di Indonesia. Kenaikan EBITDA dan turunnya angka capex disertai manajemen keuangan yang bijaksana dan implementasi teknologi dalam operasional perusahaan selama periode kuartal I-2023 telah memperkuat arus kas perusahaan menjadi USD14 juta pada kuartal I-2023.
Presiden Direktur Delta Dunia Group Ronald Sutardja mengatakan operasi tambang perusahaan di Indonesia dan Australia terus menunjukkan kinerja yang baik. Strategi diversifikasi kembali membuahkan sukses yang tergambar dari meningkatnya jumlah pendapatan dari bisnis batu bara metalurgi sekaligus mengurangi pendapatan dari batu bara termal.
"Sebanyak 15 persen dari pendapatan yang dibukukan pada kuartal I-2023 berasal dari aktivitas penambangan batu bara Metalurgi di Australia. Kami optimistis target pendapatan 25 persen dari diversifikasi komoditas akan tercapai pada akhir 2023 ini sekaligus mendukung pencapaian positif yang konsisten sepanjang 2023," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 7 Juni 2023.
Delta Dunia Group terus melanjutkan rekam jejak yang positif dalam mendapatkan dan memperpanjang kontrak sebagai bukti kepercayaan yang diberikan oleh para pelanggan kelas dunia. Pada April 2023, salah satu anak perusahaan BUMA, BUMA Australia, mendapatkan kontrak baru senilai 60 juta dolar Australia atau setara Rp598,7 miliar dari BHP dan Mitsubishi Alliance (BMA) untuk menyediakan layanan penambangan batu bara dan pengolahan limbah di tambang Saraji, Queensland tengah, Australia.
Ini merupakan kontrak ketiga Delta Dunia Group dengan BHP-Mitsubishi Alliance, salah satu produsen batu bara metalurgi terbesar di dunia. Tambang Saraji merupakan salah satu tambang batu bara terbesar di Australia berdasarkan cadangan batu bara yang dapat dipulihkan. Kontrak baru ini berjangka waktu 18 bulan dan memiliki opsi perpanjangan selama 18 bulan berikutnya.
Kepercayaan para Mitra kepada Delta Dunia Group dibuktikan dengan komitmen perusahaan untuk terus menerapkan operasional yang berkelanjutan di setiap aktivitas pertambangan. Hingga kuartal I-2023, Delta Dunia Group telah mencatat sejumlah kemajuan yang signifikan dalam inisiatif ESG perusahaan, mencakup berbagai hal terutama dalam mengelola jejak karbon dan inisiatif berdampak sosial.
Komitmen Delta Dunia Group untuk mengurangi jejak karbon dan berkontribusi dalam mencapai Net Zero 2050 dibuktikan melalui penggantian bahan bakar dengan kandungan biodiesel yang lebih tinggi dan berhasil mempertahankan intensitas karbon sebesar 0,0016 ton CO2e/ton di 2021 dan 2022 melalui operasionalnya di Indonesia.
BUMA juga mempertahankan intensitas energi sebesar 0,036 GJ per ton pada 2021 dan 2022. Mulai tahun ini, BUMA juga telah memulai Penilaian Jejak Karbon (Carbon Footprint Assessment) di seluruh lokasi di Indonesia. Data yang dikumpulkan dan dinilai secara terperinci akan menjadi dasar dari jejak karbon perusahaan dan akan digunakan untuk menentukan target pengurangan karbon perusahaan. Selain itu, pada 2022, sekitar 12 persen dari total sampah di BUMA dan BUMA Australia telah didaur ulang dan BUMA Australia juga telah melakukan rehabilitasi progresif di area seluas 48,6 hektare.
Peluang energi baru
Perusahaan pun terus mencari peluang dari komoditas yang memiliki prospek di masa depan (future-facing commodities/FFCs), seperti halnya batu bara metalurgi, tembaga, nikel, dan litium.
"Segala upaya yang kami lakukan merupakan wujud nyata dari komitmen keberlanjutan Perusahaan. Sampai akhir 2023, kami yakin dapat mengurangi kontribusi bisnis dari batu bara termal menjadi 75 persen, dan dan selanjutnya memenuhi target di bawah 50 persen pada 2028," tegas dia.
"Seluruh upaya tersebut sejalan dengan dedikasi kami dalam menjalankan komitmen environmental, social, and governance (ESG) yakni tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan, sosial, serta tata kelola perusahaan yang kuat. ESG senantiasa menjadi bagian tidak terpisahkan dari operasional perusahaan sejak awal,” tutup Ronald.