Guncangan Kuat Gempa, Warga Tuban dan Bojonegoro Berlarian

Tuban: Gempa berkekuatan 6,0 magnitudo yang berlokasi di laut pada jarak 126 kilometer arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur, dirasakan di sejumlah daerah, Jumat petang, 22 Maret 2024. Warga di Kabupaten Tuban, dan Bojonegoro merasakan getaran gempa yang berkedalaman 10 kilometer. Belum diketahui, secara pasti apakah terjadi kerusakan akubat gempa yang berlangsung 17 kali tersebut. Namun, gempa yang terakhir pada sekitar pukul 15.53 WIB.

"Secara umum nihil tidak ada kerusakkan hanya, kantor Kecamatan Padangan yang retak ringan," kata Kalaksa BPBD Bojonegoro, Laela Nor Aeny.

Laela juga menghimbau, agar seluruh warga masyarakat di Kabupaten Bojonegoro tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Warga juga diminta jangan terprovokasi adanya video ataupun gambar-gambar yang belum tentu kejelasannya. Dipastikan untuk kondisi di wilayah Kabupaten Bojonegoro aman dan hanya berdampak getaran saja.

Di Tuban, gempa juga mengakibatkan warga panik dan berlarian keluar rumah. Getaran gempa cukup kuat dirasakan oleh warga dan berlangsung agak lama. "Kami sekeluarga lari ke luar rumah saking kagetnya. Serasa rumah ditabrak truk, " kata Siti Muyasaroh, warga Kecamatan Plumpang, Tuban.
 

Baca: Gempa Tuban Dirasakan Hingga Wilayah Kalimantan Selatan

Sampai diluar rumah juga ternyata banyak warga kampung yang juga panik dan kelaur rumah semua. Menurut dia, rumah keluarga besar yang didiami hingga saat ini tidak mengalami kerusakan.

"Tapi hingga saat ini kami, was-was dan untuk sementara tetap berada di luar rumah. Kuatir ada gempa lagi, '" ungkapnya.

Dia juga tidak mengetahui, kalau terjadi gempa susulan hingga 17 kali. Sebab, ya g paling terasa beberapa kali, antara lain gempa pertama dan beberapa gempa terakhir.
Sementara di Desa Dagangan, Kecamatan Parengan, Tuban, sebuah bangunan balai desa lama roboh. Bangunan lama itu kerangkanya sudah mulai lapuk karena sudah termasuk bangunan tua.

"Memang sudah lapuk tapi, roboh sebagian bangunannya pada saat gempa terjadi," ungkap Mukafi, warga setempat.