Pendapatan Operasional SMBC Indonesia Naik 24%

Ilustrasi kredit perbankan. Foto: MI.

Pendapatan Operasional SMBC Indonesia Naik 24%

Arif Wicaksono • 31 October 2024 16:03

Jakarta: PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC), menandai perubahan nama perseroan dengan kinerja positif sepanjang Januari-September 2024.

Direktur Utama SMBC Indonesia Henoch Munandar menjelaskan laporan keuangan konsolidasi SMBC Indonesia periode Januari-September 2024 telah memperhitungkan kinerja keuangan PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), atau Grup OTO dari SMBC Indonesia pasca akuisisi Maret 2024.

"Upaya tersebut mengantarkan SMBC Indonesia mencatatkan kenaikan pendapatan operasional (konsolidasi) sebesar 24 persen yearonyear (yoy) menjadi Rp12,97 triliun rupiah pada Januari-September 2024," tegas dia dikutip Kamis, 31 Oktober 2024.
 

Baca juga: Banyak Gagal Bayar, Bank Makin Selektif Salurkan Kredit ke UMKM


Pertumbuhan pendapatan operasional (konsolidasi) didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 22 persen yoy menjadi Rp10,98 triliun, kenaikan pendapatan bunga dari kredit, pendapatan dari penempatan aset likuid, seperti surat berharga, serta pendapatan bunga bersih dari Grup OTO.

Selain itu, pertumbuhan pendapatan juga dikontribusikan oleh pendapatan dari bancassurance, kartu kredit, cash management, dan trade and guarantee. Aset SMBC Indonesia pun tumbuh 17 persen yoy menjadi Rp228,6 triliun pada akhir September 2024, mencerminkan kinerja yang stabil dan kuat di tengah dinamika pasar.

SMBC Indonesia juga membukukan pertumbuhan kredit yang mencerminkan komitmen Perseroan dalam menghadirkan solusi finansial yang relevan.

Penyaluran kredit naik 16 persen yoy menjadi Rp175,1 triliun yang mayoritas pertumbuhannya berasal dari kredit Grup OTO. Penyaluran kredit di segmen Joint Financing, Jenius, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga meningkat, masing- masing sebesar 676 persen (yoy), 124 persen (yoy), serta 12 persen (yoy).

Penyaluran kredit yang meningkat turut diimbangi dengan kualitas kredit yang tetap terjaga dengan rasio gross non-performing loan (NPL) berada di level 2,16 persen per akhir September 2024.

Rasio likuditas

SMBC Indonesia juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan tetap sehat. Per 30 September 2024, SMBC Indonesia mencatatkan liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 225,7 persen dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 119,4 persen. Perseroan pun membukukan rasio kecukupan modal yang kuat berkat capital adequacy ratio (CAR) di level 29,8 persen.

Raihan positif lainnya dari SMBC Indonesia adalah net interest margin (NIM) yang naik ke level 6,82 persen per akhir September 2024, dari 6,44 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Saldo current account & saving account (CASA) juga naik 8,1 persen yoy menjadi Rp38,0 triliun, yang diikuti dengan kenaikan rasio CASA menjadi 33,6 persen per akhir September 2024.

Total deposito juga tumbuh 2,7 persen yoy menjadi Rp75,3 triliun, sehingga total dana pihak ketiga SMBC Indonesia meningkat 4,4 persen yoy menjadi Rp113,4 triliun.

Laba bersih turun

Kemudian, SMBC Indonesia mencatatkan laba bersih setelah pajak (konsolidasi) yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp1.994 miliar pada Januari-September 2024, lebih rendah 4,8 persen yoy.

Faktor penyebab penurunan laba bersih ini di antaranya adalah biaya kredit yang naik 45 persen yoy, atau sebesar Rp863 miliar dan peningkatan beban operasional sebesar 27 persen menjadi Rp7 triliun.

Biaya-biaya tersebut berasal dari pertumbuhan volume usaha dan inisiatif yang sedang dikerjakan SMBC Indonesia serta perhitungan biaya kredit dan operasional dari Grup OTO seiring dengan pertumbuhan bisnis.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)