PVMBG Kaji Fenomena Pergerekan Tanah di Kabupaten Samosir

Fenomena alam pergerakan tanah di Kabupaten Samosir. MI

PVMBG Kaji Fenomena Pergerekan Tanah di Kabupaten Samosir

Media Indonesia • 30 October 2024 22:59

Samosir: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung Kementerian ESDM  melakukan survei adanya pergerakan tanah yang terjadi di Desa Parlondut Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir Sumatra Utara. Survei ini dilakukan sebagai upaya percepatan penanggulangan yang akan dilaksanakan Pemkab Samosir di masa yang akan datang. 

Asisten II Hotraja Sitanggang, bersama Kalaksa BPBD Sarimpol Simanihuruk bersama tim penyidik bumi PVMBG yang dipimpin Kibar Muhammad Suryadana terjun langsung melakukan peninjauan sekaligus melakukan kajian dan penelitian untuk memastikan penyebab terjadinya bencana longsor atau pergesaran tanah yang menyebabkan retakan terhadap beberapa rumah dan perladangan warga. Hasil survei ini diharapkan akan menjadi dasar bagi Pemkab Samosir untuk melakukan tindak lanjut penanganan infrastruktur yang rusak. 

Penyidik Bumi PVMBG Kementerian ESDM Kibar Muhammad Suryadana menjelaskan, pergerakan tanah  seperti yang terjadi di Desa Parlondut juga pernah terjadi di daerah lain. Gerakan tanah di Desa Parlondut merupakan tipe lambat atau rayapan. Biasanya terjadi akibat litelogi batuan hasil produk erupsi gunung api yang ada di daerah tersebut dan bisa juga diakibatkan kondisi morfologi yaitu daerah yang berada pada cekungan atau lembah yang dapat menjadi segmen area pergerakan  tanah dimana setiap ada curah hujan yang tinggi air akan berlimpah dan basah sehingga mengakibatkan adanya pergeseran tanah.  

Adapun pemicu pergeseran tanah di Desa Parlondut menurut Kibar adalah karena curah hujan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan gerakan tanah yang besar. Tim PVMBG lanjut dia telah melakukan survey permukaan tanah dan pengambilan foto udara jelas dia dengan metode fotogrametrik, selanjutnya akan dilakukan pemetaan. Secara akurat hasilnya akan diserahkan kepada Pemkab. Samosir sebagai dasar tindak lanjut penanganan daerah tersebut.

"Hitungan sementara ada 10-12 ha tanah yang berpotensi mengalami gerakan tanah kembali. Hasil kajian tersebut akan kita buat dalam peta laporan situasi gerakan tanah yang berisi rekomendasi yang selanjutnya menjadi dasar Pemkab. Samosir dalam tindak lanjut penanganan  kedepan" kata Kibar, Rabu, 30 Oktober 2024.

Area yang sudah  terdampak saat ini baik infrastruktur jalan dan rumah penduduk lanjut dia sebaiknya direlokasi karena besar kemungkinan gerakan tanah akan tetap terjadi dan terulang. Namun, masih cocok  untuk lahan pertanian dengan jenis tanaman keras, bukan tanaman basah seperti persawahan yang akan dapat mendukung pergerakan tanah yang lebih cepat.

"Untuk lahan pertanian masih bisa diusahai masyarakat dan ada baiknya dengan tanaman keras untuk memperlambat gerakan tanah" tambahnya. 

Sementara itu, Asisten II Hotraja Sitanggang didampingi Kalaksa BPBD Sarimpol Simanihuruk mengatakan, setelah hasil kajian dan penelitian PVMBG keluar, maka Pemkab Samosir akan mengambil langkah penanganan. Akan tetapi tetap melakukan perlakuan agar sementara jalan yang terputus dapat dilalui. 

"Dari hasil survei sementara lokasi yang mengalami retakan atau pergeseran tanah  tidak cocok untuk pemukiman, maka ke depan akan kita rancang untuk kawasan pertanian saja", katanya. 

Sembari menunggu rekomendasi dari tim ahli, Hotraja mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengutamakan keselamatan dan mencari tempat yang relatif aman, tidak menghuni rumah yang saat ini sudah retak.

"Sudah disampaikan kepada masyarakat untuk sementara mencari tempat yang relatif aman. Rekomendasi dari tim ahli akan menjadi dasar dan langkah konkrit pemerintah daerah kedepan", kata Hotraja.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)