Uni Eropa Kejar Kesepakatan Perdagangan dengan AS Sebelum 9 Juli

Ilustrasi Uni Eropa. Xinhua/Zhao Dingzhe

Uni Eropa Kejar Kesepakatan Perdagangan dengan AS Sebelum 9 Juli

Eko Nordiansyah • 9 July 2025 10:28

Brussels: Uni Eropa berupaya mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) sebelum batas waktu 9 Juli 2025 untuk menghindari kenaikan tarif impor.

Juru bicara Komisi Eropa Olof Gill menegaskan kontak politik dan teknis antara Brussels dan Washington terus berlanjut guna mencapai kesepakatan prinsip.

Meski waktu terbatas untuk merampungkan perjanjian komprehensif, Uni Eropa fokus pada kerangka kerja yang dapat mencegah eskalasi tarif. Tanpa kesepakatan, tarif AS atas impor Uni Eropa diperkirakan naik dari 10 persen menjadi 20 hingga 50 persen, sesuai kebijakan Presiden Donald Trump yang diumumkan April lalu.

Melansir Xinhua, Rabu, 9 Juli 2025, Komisi Eropa telah mengadakan konsultasi intensif dengan negara-negara anggota, termasuk pembicaraan telepon antara Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dengan Trump pada Minggu, 6 Juli 2025. Meski belum ada terobosan, pejabat Uni Eropa menyebut dialog berjalan konstruktif.
 

Baca juga: 

Bursa Eropa Menguat di Tengah Penundaan Tenggat Tarif Trump



(Presiden AS Donald Trump. Xinhua/Hu Yousong)

Tarif baru Trump berlaku 1 Agustus

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan tarif baru akan berlaku 1 Agustus bagi negara yang gagal mencapai kesepakatan, mundur dari batas waktu awal 9 Juli. Namun AS akan mulai mengirim notifikasi tarif ke beberapa negara mulai Senin, 7 Juli 2025.

Jerman, Prancis, dan Italia aktif mendorong negosiasi. Kanselir Jerman Friedrich Merz menekankan pentingnya melindungi sektor rentan seperti otomotif dan farmasi. Uni Eropa telah menyiapkan daftar tarif balasan, namun Gill menegaskan upaya diplomasi masih menjadi prioritas.

Analis meragukan tercapainya kesepakatan jangka panjang dalam waktu singkat. "Perjanjian perdagangan biasanya butuh tahunan untuk dirundingkan," ujar analis dari Ranmore Fund Management Andrew Lapping.

"Trump sedang menggoda, mengisyaratkan lebih banyak kesepakatan sambil membuat pasar terus menebak-nebak. Investor bersiap menghadapi volatilitas baru," kata kepala bagian Uang dan Pasar di Hargreaves Lansdown Susannah Streeter. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)