Gibran dan Khofifah Kaget UMKM Kendang Jimbe Blitar Tembus Pasar Ekspor Dunia

Wapres Gibran Rakabuming Raka bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi sentra produksi kendang jimbe dan rebana di Kota Blitar. Dokumentasi/ Humas Pemprov Jatim

Gibran dan Khofifah Kaget UMKM Kendang Jimbe Blitar Tembus Pasar Ekspor Dunia

Amaluddin • 19 June 2025 07:16

Blitar: Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi sentra produksi kendang jimbe dan rebana UMKM Budi Luhur di Desa Sentul, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, Rabu, 18 Juni 2025.

Kunjungan ini menjadi simbol dukungan konkret pemerintah terhadap UMKM yang telah sukses menembus pasar internasional.

Dalam kunjungan tersebut, Gibran dan Khofifah melihat langsung proses produksi kendang jimbe yang telah diekspor ke berbagai negara seperti Tiongkok, Malaysia, Singapura, India, Brasil, dan Amerika Serikat.
 

Baca: UMKM Didorong Masuk Pasar Digital Lewat Metode Afiliasi
 
Produk khas ini tidak hanya membawa nama Blitar ke kancah global, tapi juga berhasil memberdayakan sekitar 30 tenaga kerja lokal serta menggandeng 40 pengrajin di desa setempat.

"Allhamdulillah, kendang jimbe dari Blitar telah menembus pasar global, termasuk China dan India sebagai pasar utama. Ini bukti bahwa produk lokal kita memiliki kualitas dunia," kata Khofifah.

Ia menambahkan keberhasilan ini merupakan hasil dari sinergi pelaku UMKM, pemanfaatan potensi desa, dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah.

"Ekspor kendang jimbe ini bukan hanya pencapaian ekonomi, tetapi juga bukti bahwa kolaborasi dan optimalisasi potensi lokal mampu menciptakan produk yang bersaing secara global," jelasnya.

Permintaan kendang jimbe dan rebana saat ini terus meningkat, baik dari dalam maupun luar negeri. Produksi harian UMKM Budi Luhur mencapai 100 hingga 300 unit. Pasar domestik terbesar berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kalimantan, khususnya Pontianak.

Khofifah menjelaskan, kendang jimbe banyak digunakan untuk kebutuhan seni budaya, pendidikan, hingga alat musik profesional. Sementara itu, rebana umumnya digunakan untuk kegiatan keagamaan seperti hadrah dan pengajian.

Pasca pandemi, Pemprov Jatim terus menghidupkan industri kreatif melalui festival musik, karawitan, drum band, hingga pertunjukan perkusi, yang membuka peluang besar bagi produk-produk lokal seperti kendang jimbe.

"Produk seperti ini bisa menjadi sarana edukasi di sekolah dan sangat cocok untuk festival perkusi. Potensinya sangat besar," ungkapnya.

Ia juga mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran produk mereka. “Pemasaran digital sangat penting hari ini. Kami hadir bersama Pak Wapres sebagai bentuk dukungan nyata agar UMKM terus tumbuh dan menembus pasar internasional,” tegasnya.

Yefri Firmansah, pemilik UMKM Budi Luhur, mengungkapkan bahwa kendang jimbe yang diproduksinya mampu terjual hingga 100 unit per bulan. Saat ada event besar, permintaan bisa melonjak hingga 500 unit.

Omzet bulanan UMKM Budi Luhur berkisar antara Rp 5 juta hingga Rp 20 juta, menjadikannya salah satu contoh sukses UMKM yang mampu berdaya saing tinggi di pasar nasional maupun internasional.

"Harga kendang jimbe bervariasi, dari Rp 25.000 untuk ukuran kecil hingga Rp 1 juta untuk ukuran profesional 60 cm. Kami juga memproduksi rebana dan alat musik lainnya,” ujar Yefri.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)