Bencana Hidrometeorologi Melanda Berbagai Daerah di Awal 2025

Intensitas hujan tinggi sebabkan bencana hidrometeorologi/MI/Ramdani

Bencana Hidrometeorologi Melanda Berbagai Daerah di Awal 2025

Atalya Puspa • 25 January 2025 20:04

Jakarta: Memasuki akhir minggu ketiga bulan Januari, berbagai bencana hidrometeorologi basah, masih melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Sabtu, 25 Januari 2025, intensitas hujan dengan durasi panjang menjadi pemicu utama bencana di beberapa daerah.

Di Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan kembali diterjang banjir pada Jumat, 24 Januari 2025. Luapan air Sungai Tuntang, akibat curah hujan tinggi, mengakibatkan jalur rel kereta api Gubug–Karangjati amblas untuk kedua kalinya. Akibatnya, perjalanan kereta api rute Jakarta-Surabaya wilayah utara kembali terganggu. KAI DAOP IV Semarang menerapkan rekayasa pola operasi dengan mengalihkan perjalanan kereta melalui jalur alternatif Brumbung-Gundih-Gambringan atau Brumbung-Solo-Surabaya.

Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, 1.417 jiwa di Kecamatan Belo terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter. Selain kerugian material pada 472 unit rumah, dua fasilitas pendidikan juga terendam. Sabtu, 25 Januari 2025, kondisi air dilaporkan telah surut. Warga bersama tim gabungan membersihkan lumpur dan memulihkan kondisi lingkungan.
 

Baca: 2 Korban Longsor Pekalongan Berhasil Dievakuasi dengan Alat Berat

Bencana tanah longsor juga terjadi di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Rabu, 22 Januari 2025. Peristiwa ini menyebabkan dua orang meninggal dunia, dua orang luka berat, enam kepala keluarga terdampak, dan satu orang dinyatakan hilang. Pada Jumat, 24 Januari 2025 sore, tim gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, PMI, dan masyarakat berhasil menemukan korban terakhir dalam keadaan meninggal dunia, sehingga operasi pencarian dihentikan.

Provinsi Riau juga melaporkan dua kejadian banjir. Di Kabupaten Kampar, sebanyak 2.282 warga Kecamatan Siak Hulu terdampak, dan dua kepala keluarga harus mengungsi. Sementara itu, di Kabupaten Pelalawan, banjir dengan tinggi muka air mencapai 50 hingga 100 sentimeter menggenangi Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan, yang berdampak pada 166 kepala keluarga.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. 

"Kondisi cuaca yang masih ekstrem mengharuskan kita semua bersiap siaga. BNPB bersama pemerintah daerah terus melakukan penanganan darurat, termasuk mendistribusikan bantuan logistik dan menyediakan layanan kesehatan untuk masyarakat terdampak," ujar Abdul Muhari.

Bantuan dan upaya pemulihan terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak dapat terpenuhi secepat mungkin. BNPB mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau informasi terkini terkait potensi bencana di wilayah masing-masing.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)