Marak Pemalsuan Produk, Ini Kiat Agar Bisnis UMKM Tak Kandas

Ilustrasi UMKM. Foto: umkm.averroes.or.id

Marak Pemalsuan Produk, Ini Kiat Agar Bisnis UMKM Tak Kandas

Anggi Tondi Martaon • 19 September 2025 22:15

Jakarta: Penjiplakan hingga pemalsuan produk masih menjadi sesuatu yang sangat merugikan sampai saat ini. Tak jarang, perbuatan tersebut membuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bangkrut.

Founder PT Kutus Kutus Herbal, Bambang Pranoto menyampaikan,  berdasarkan studi yang dirilis pada 2020 lalu menyatakan bahwa peredaran produk palsu telah menyebabkan kerugian negara mencapai Rp291 triliun. Bukan hanya merugikan dari segi angka, pemalsuan produk juga mengancam eksistensi suatu bisnis maupun bagi sebuah merek yang sudah ternama sekalipun. 

Bambang menyebut, pemalsuan dan penjiplakan produk bukan hanya merugikan bagi pemilik bisnis. Tapi, sangat merugikan konsumen karena kualitas produk yang didapatkan tidak sesuai dengan biaya yang sudah dikeluarkan.

"Misalnya saja di luar sana banyak yang menjual produk minyak herbal menyerupai Kutus Kutus. Konsumen yang kemudian membelinya tentu saja tidak akan mendapatkan khasiat minyak Kutus Kutus yang sebenarnya. Itu bisa merugikan sekaligus membahayakan kesehatan,” kata Bambang melalui keterangan tertulis, Jumat, 19 September 2025.

Bambang menyebut, salah satu langkah yang dilalukan pihaknya yaitu melakukan transformasi. Dia mengganti merek produknya sejak Mei 2024. 

"Mulai Mei 2024, racikan asli saya hanya hadir dengan nama baru, yaitu Sanga Sanga,” ungkap Bambang.

Bambang menyampaikan, langkah terbukti dapat mempertahankan konsumennya. Sekaligus, memperkuat posisinya di pasar Tanah Air.

Ilustrasi UMKM. Foto: MI/Andri Widianto.

Langkah UMKM Tak Kandas Akibat Penjiplakan

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan UMKM agar usahanya tidak kandas gegara penjiplakan selain mengganti merek. CEO Kutus Kutus Herbal Riva Effrianti menyampaikan, langkah pertama yang harus dilalukan yaitu mendaftarkan merek dagangnya. 

“Legalitas merek adalah perlindungan utama agar produk tidak mudah diklaim pihak lain,” kata Riva.

Kedua, pentingnya menjaga kualitas dan konsistensi produk. Menurut dia, produk berkualitas akan selalu dicari oleh konsumen dan tidak akan tergantikan. 

"Konsumen akan tetap dapat merasakan kualitasnya dan membandingkannya meskipun banyak yang berusaha meniru," ungkap Riva.

Ketiga, Riva menekankan pentingnya bagi pelaku usaha agar tidak malas dan bosan mengedukasi konsumen. Menurut dia, penting bagi pelaku UMKM untuk menjelaskan bagaimana ciri-ciri dan cara membedakan produk asli dengan yang palsu secara mudah. 

Keempat yaitu berinovasi. Menurut dia, peniru tidak akan bisa berinovasi. 

"Mereka hanya akan berhenti di situ dan tidak akan lebih maju. Tapi kalau kita berinovasi, maka kita akan selalu selangkah lebih maju daripada mereka,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)