Bahlil Libatkan Lembaga Keuangan Dalam Negeri untuk Biayai Hilirisasi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. Foto: Dokumen Kementerian ESDM

Bahlil Libatkan Lembaga Keuangan Dalam Negeri untuk Biayai Hilirisasi

Annisa Ayu Artanti • 19 January 2025 11:43

Jakarta: Pemerintah akan melibatkan lembaga keuangan dalam negeri untuk membiayai program-program hilirisasi. Pembiayaan domestik diutamakan agar mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan asing.
 
Dalam rapat perdana Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional pada Jumat, 17 Januari 2025 lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pelibatan lembaga keuangan dalam negeri menjadi strategi penting untuk mendukung kebijakan hilirisasi.
 
"Arahan Presiden sangat jelas. Kami akan merumuskan pola pembiayaan yang melibatkan institusi keuangan domestik. Dengan begitu, persepsi bahwa kebijakan ini hanya menguntungkan pihak asing perlahan akan terkikis," tegas Bahlil dikutip dari siaran pers, Minggu, 19 Januari 2025.
 
Bahlil menambahkan keterlibatan institusi keuangan domestik dapat menjadi peluang besar untuk memperkuat sektor keuangan nasional sekaligus mendorong kemandirian ekonomi.
 
Upaya ini sejalan dengan Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional yang menekankan hilirisasi sebagai langkah strategis untuk meningkatkan investasi dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri.
 
"Kami sudah merumuskan langkah-langkah strategis untuk menjalankan perintah Presiden Prabowo dalam rangka meningkatkan investasi dan hilirisasi. Kementerian ESDM akan menjadi posko untuk kami bekerja kurang lebih lima tahun sampai dengan menunggu arahan selanjutnya dari Presiden," ujar Bahlil.
 
Baca juga: 

BUMN Diminta Efektif Kelola Uang Negara dalam Proyek Hilirisasi



Smelter Freeport di Gresik. Foto: Dokumen PTFI
 

Peluang strategis di sektor energi

 
Selain mengurangi ketergantungan pada pihak asing, pemerintah melalui Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi juga memetakan peluang strategis di sektor energi untuk melibatkan lebih banyak pelaku industri dalam negeri. Salah satu fokus utama adalah mempercepat penggunaan biodiesel berbasis crude palm oil (CPO). "Saat ini sudah mencapai B40, dan pada 2026 ditargetkan meningkat menjadi B50 sesuai arahan Presiden," katanya.
 
Guna mendukung target tersebut, Bahlil menekankan bahwa proses pencampuran dan pengadaan bahan baku seperti CPO, metanol, dan etanol harus dilakukan di dalam negeri.
 
Satgas Hilirisasi juga berkomitmen memastikan implementasi kebijakan hilirisasi yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, termasuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan. "Nilai tambahnya harus betul-betul dirasakan di Indonesia," kata Bahlil.
 
Dalam lima tahun ke depan, Satgas akan mengawal pelaksanaan peta jalan hilirisasi yang mencakup sektor mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, pertanian, kehutanan, serta kelautan dan perikanan.
 
Semua langkah ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)