Kim Yo-jong Sebut Upaya AS Denuklirisasi Korut sebagai Fantasi Politik

Adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong. (KCNA / EPA)

Kim Yo-jong Sebut Upaya AS Denuklirisasi Korut sebagai Fantasi Politik

Willy Haryono • 9 April 2025 16:57

Pyongyang: Kim Yo-jong, adik perempuan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, mengecam Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Asia karena masih berupaya menekan negaranya untuk melakukan denuklirisasi atau melepaskan program senjata nuklir. Ia menyebut upaya tersebut sebagai "mimpi di siang bolong" yang tidak akan pernah terwujud.

Dalam pernyataan resmi yang disiarkan media pemerintah Korea Utara, Kim Yo-jong menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah meninggalkan program nuklirnya.

Pernyataan Kim Yo-jong merupakan tanggapan atas pertemuan tingkat tinggi antara diplomat Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang pekan lalu, di mana mereka menegaskan kembali komitmen mereka untuk mendorong denuklirisasi Korea Utara.

Merespons hal itu, Kim Yo-jong menegaskan bahwa tujuan Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir sudah tertulis dalam konstitusi negara, sehingga setiap upaya eksternal yang mendorong denuklirisasi dianggap sebagai "tindakan paling bermusuhan" serta "penyangkalan terhadap kedaulatan negara.”

"Jika AS dan para sekutunya terus bersikeras dengan retorika denuklirisasi yang sudah ketinggalan zaman, maka hal itu hanya akan semakin memperkuat alasan dan pembenaran bagi Korea Utara untuk membangun kekuatan nuklir terkuat demi pertahanan diri," ujar Kim Yo-jong, seperti dilansir dari Irish Examiner, Rabu, 9 April 2025.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa status Korea Utara sebagai negara bersenjata nuklir tidak dapat diubah dengan kekuatan militer maupun taktik politik apa pun.

Ketegangan Meningkat di Semenanjung Korea

Situasi di kawasan semakin tegang seiring dengan terus ditunjukkannya kemampuan militer Korea Utara serta semakin eratnya hubungan Pyongyang dengan Rusia, terutama di tengah perang yang masih berlangsung di Ukraina.

Seoul dan Washington telah berulang kali meminta Pyongyang untuk kembali ke meja perundingan terkait denuklirisasi, tetapi seruan tersebut terus diabaikan oleh Kim Jong-un.

Mantan Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengisyaratkan bahwa ia akan kembali menjalin komunikasi dengan Kim untuk menghidupkan kembali diplomasi yang sempat terjalin. Namun, Korea Utara hingga saat ini tidak memberikan respons terhadap tawaran tersebut.

Trump dan Kim Jong-un sempat menggelar tiga pertemuan selama masa jabatan pertama Trump, tetapi perundingan itu akhirnya gagal akibat perbedaan pandangan mengenai pencabutan sanksi terhadap Korea Utara dan langkah konkret dalam membatasi program nuklir serta misilnya.

Saat ini, fokus utama kebijakan luar negeri Korea Utara telah beralih ke Rusia. Pyongyang dilaporkan telah memasok senjata dan tenaga militer kepada Moskow untuk mendukung perang yang berkepanjangan di Ukraina.

Di sisi lain, Seoul khawatir bahwa sebagai imbalannya, Rusia dapat memberikan bantuan ekonomi dan teknologi militer canggih yang akan semakin memperkuat arsenal senjata Korea Utara.

Insiden di Perbatasan Korea

Pernyataan Kim Yo-jong muncul sehari setelah Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan untuk menghalau sekelompok tentara Korea Utara yang melintasi perbatasan.

Menurut laporan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, sekitar 10 tentara Korea Utara, beberapa di antaranya bersenjata, telah melanggar garis demarkasi militer di bagian timur perbatasan. Setelah pasukan Korea Selatan mengeluarkan peringatan dan melepaskan tembakan, para tentara Korea Utara segera kembali ke wilayahnya tanpa ada baku tembak.

Belum ada kepastian apakah Presiden Sementara Korea Selatan Han Duck-soo membahas ancaman nuklir Korea Utara dengan Donald Trump dalam percakapan telepon pada Selasa.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Trump menyatakan bahwa perbincangan dengan Han mencakup isu tarif perdagangan serta kontribusi Korea Selatan terhadap biaya perlindungan militer AS di wilayah tersebut.

Saat ini, terdapat sekitar 28.000 tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan, dan ada kekhawatiran bahwa Trump mungkin akan menekan Seoul untuk meningkatkan pembiayaan mereka terhadap kehadiran militer AS. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Korsel Lepaskan Tembakan usai Tentara Korut Lewati Garis Demarkasi

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)