Raksasa mode asal Asia, Shein diprotes terkait dugaan penjualan boneka seks menyerupai anak-anak. Foto: Anadolu
Muhammad Reyhansyah • 6 November 2025 10:52
Paris: Pemerintah Prancis mengumumkan langkah untuk menangguhkan operasi daring raksasa mode asal Asia, Shein, setelah jaksa Paris membuka penyelidikan atas dugaan penjualan boneka seks menyerupai anak-anak di situsnya.
Kementerian Ekonomi Prancis menyatakan, berdasarkan perintah dari Perdana Menteri, proses penangguhan akan berlaku “selama diperlukan hingga platform membuktikan seluruh kontennya telah sepenuhnya mematuhi hukum dan peraturan kami.”
Langkah ini diumumkan hanya sekitar satu jam setelah Shein membuka toko fisik pertamanya di dunia, yang berlokasi di lantai enam toserba BHV di Paris. Sementara pengunjung mengantre untuk masuk, para demonstran meneriakkan kata “malu!” sebagai bentuk protes terhadap merek tersebut.
Jaksa juga menyelidiki tiga platform lain—Temu, AliExpress, dan Wish terkait dugaan serupa. Kantor penuntut umum Paris mengatakan keempat platform tersebut sedang diperiksa atas konten kekerasan, pornografi, atau pesan “tidak bermartabat” yang dapat diakses oleh anak di bawah umur.
Direktorat Jenderal untuk Persaingan, Urusan Konsumen, dan Pengendalian Penipuan (DGCCRF) menilai deskripsi serta kategori produk yang ditemukan “meninggalkan sedikit keraguan akan sifat pornografi anak” dari barang-barang tersebut.
DIkutip dari BBC, Kamis, 6 November 2025, Shein menyatakan telah menangguhkan sementara seluruh penawaran dari penjual pihak ketiga di platformnya sembari memperketat aturan operasional.
“Penangguhan ini memungkinkan kami memperkuat akuntabilitas dan memastikan setiap produk memenuhi standar serta kewajiban hukum kami,” kata Quentin Ruffat, Kepala Urusan Publik Shein di Prancis.
Meski demikian, keputusan BHV untuk menampung Shein memicu kemarahan sejumlah merek mode Prancis. Desainer terkenal Agnès B menyebut akan menutup konternya di BHV ketika kontraknya berakhir pada Januari.
“Saya sepenuhnya menentang fast fashion ada banyak pekerjaan yang terancam, ini sangat buruk,” ujarnya kepada radio Prancis.
Frédéric Merlin, CEO perusahaan SGM yang mengelola BHV, mengaku sempat mempertimbangkan mengakhiri kerja sama dengan Shein. Namun ia mengatakan tanggapan perusahaan “meyakinkannya untuk melanjutkan,” seraya menegaskan, “Pakaian yang kami jual tidak mengeksploitasi pekerja atau anak-anak.”
Shein, yang didirikan di Tiongkok dan kini berbasis di Singapura, berencana membuka gerai serupa di tujuh kota lain di Prancis. Namun jaringan toserba Galeries Lafayette, yang juga dikelola SGM, menolak keterlibatan dengan merek tersebut dan memilih menarik namanya dari toko-toko di Angers, Dijon, Grenoble, Le Mans, Limoges, Orléans, dan Reims.
Sementara itu, AliExpress menegaskan bahwa daftar produk yang dimaksud “melanggar kebijakan” mereka dan telah dihapus. Temu mengatakan tidak pernah memperdagangkan produk serupa dan kini bekerja sama dengan otoritas Prancis untuk memperkuat perlindungan terhadap anak di bawah umur.
Pada Senin, Shein mengumumkan pelarangan global atas penjualan semua jenis boneka seks di platformnya serta pemblokiran permanen terhadap akun penjual yang terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.